Pengertian Tanah
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun atas
mineral dan bahan organik yang merupakan lapisan kerak bumi yang berada di lapisan
paling atas,yang juga merupakan tabung reaksi alami yang menyangga seluruh
kehidupan yang ada di bumi.Tanah juga merupakan alat produksi untuk
menghasilkan produksi pertanian.Sebagai alat produksi tanah memiliki
peranan-peranan yang mendorong berbagai kebutuhan diantaranya adalah sebagai
alat produksi, maka peranannnya yaitu sebagai tempat pertumbuhan tanaman,
menyediakan unsur-unsur makanan, sumber air bagi tanaman, dan tempat peredaran
udara.
Tanah
mempunyai ciri khas dan sifat-sifat yang berbeda-beda antara tanah di suatu
tempat dengan tempat yang lain. Sifat-sifat tanah itu meliputi fisika dan sifat
kimia. Beberapa sifat fisika tanah antara lain tekstur, struktur dan kadar
lengas tanah. Untuk sifat kimia menunjukkan sifat yang dipengaruhi oleh adanya
unsur maupun senyawa yang terdapat di dalam tanah tersebut. Beberapa contoh
sifat kimia yaitu reaksi tanah (pH), kadar bahan organik dan Kapasitas
Pertukaran Kation (KPK).
Tanah adalah akumulasi tubuh alam
bebas yang menempati sebagian besar permukaan planet bumi, yang
mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifatsebagai akibat pengaruh iklim dan
jasad hidup yang bertindak terhadap bahaninduk dalam keadaan relief tertentu
selama jangka waktu tertentu pula ( IsaDarmawijaya. 1990: 9 ). Dari definisi tersebut
nampak bahwa terdapat lima faktor yang berpengaruh dalam pembentukan tanah
yaitu iklim, jasad hidup, bahaninduk, relief dan waktu.
Dalam taksonomi USDA (1994)
disebutkan bahwa tanah adalah kumpulan benda alam dipermukaan bumi terbentu
dari mineral-mineral dan bahan-bahan organic, mengandung benda-benda hidup
dengan gejala-gejala serta dapat mendukung kehidupan tumbuhan-tumbuhan di lapangn.selanjutnya
disebutan bahwa devenisi tanah. ini berarti tanah yang yang diklasifikasikan
bukkanlah hanya bagian tanah yang memiliki horizon-horizon atau solum tanahnnya
saja,tetapi juga bagian tanah dibawah solum asalkan gejala-gejala kehidupan
masih ditemukan.
Ilmu yang mempelajari proses-proses
pembentuan tanah beserta faktor-faktor pembentuknya,klasifikasi tanah, survey
tanah dan cara-cara pengamatan dilapangan disebut pedologi. Apabila tanah dipelajari dalam hubungannya dengan
pertumbuhan tanaman disebut edaphologi
(Lihawa, 2011).
Proses Pembentukan Tanah
Pembentukan tanah di bagi menjadi empat tahap, yaitu :
1.
Batuan yang
tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi secara langsung dengan atmsosfer
dan hidrosfer. Pada tahap ini lingkungan memberi pengaruh terhadap kondisi
fisik. Berinteraksinya batuan dengan atmosfer dan hidrosfer memicu terjadinya
pelapukan kimiawi.
2.
Setelah
mengalami pelapukan, bagian batuan yang lapuk akan menjadi lunak. Lalu air
masuk ke dalam batuan sehingga terjadi pelapukan lebih mendalam. Pada tahap ini
di lapisan permukaan batuan telah ditumbuhi calon makhluk hidup.
3.
Pada tahap ke
tiga ini batuan mulai ditumbuhi tumbuhan perintis. Akar tumbuhan tersebut
membentuk rekahan di lapisan batuan yang ditumbuhinya. Di sini terjadilah
pelapukan biologis.
4.
Di tahap yang
terakhir tanah menjadi subur dan ditumbuhi tanaman yang relatif besar.
Faktor Pembentukan Tanah
Ada beberapa faktor pembentukan tanah, diantaranya :
§ Iklim
Iklim
adalah rata-rata cuaca semua energi untuk membentuk tanah datang dari matahari
berupa penghancuran secara radio aktif yang menghasilkan gaya dan panas. Enegi
matahari menyebabka terjadinya fotosintesis (asimilasi) pada tumbuhan dan
gerakan angin menyebabkan transfirasi dan evaforasi (keduanya disebut
evafotranspirasi).Akibat langsung dari gerakan angin terhadap pembentukan tanah
yaitu berupa erosi angin dan secara tidak langsung berupa pemindahan
panas.Komponen iklim yang utama adalah curah hujan dan suhu (temperatur).Faktor
pembentukan tanah melalui iklim meliputi curah hujan dan suhu.
§ Curah Hujan
Pada umumnya makin banyak curah
hujan maka keasaman tanah makin tinggi atau pH tanah makin rendah, karena
banyak unsur-unsur logam alkali tanah yang terlindi misalnya, Na, Ca, Mg, dan
K, dan sebaliknya makin rendah curah hujan maka makin rendah tingkat keasaman
tanah dan makin tinggi pH tanah. Makin lembab suatu tanah maka makin jelek
aerasinya dan juga sebaliknya, hal ini desebabkan karena adanya pergantian
antara air dan udara dalam tanah.
Suhu (temperatur)
Suhu sangat berpengaruh bagi proses
pembentukan tanah meliputi evapotranspirasi yang meliputi gerak air di dalam
tanah, juga meliputi reaksi kimia bilamana suhu makin besar maka makin cepat
pula reaksi kimia berlangsung.
§ Bahan Induk
Dalam
proses pembentukan tanah juga terdapat bahan induk yang menyusun pembentukan
tanah, bahan induk tersebut bersumber dari batuan dan bahan organik. Batuan
dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang terjadi didalam membentuk kerak
bumi, batuan pada umumnya tersusun atas dua mineral atau lebih. Berdasarkan
cara terbentuknya batuan dapat dibedakan menjadi 3 jenis batuan, yaitu beku,
batuan endapan dan batuan malihan.
§ Bahan Organik
Bahan
organik brperan terhadap kesuburan tanah dan berpengaruh juga ketahanan agregat
tahan.Juga bahan organik mempunyai pengaruh terhadap warna tanah yang
menjadikan warna tanah coklat kehitaman.serta terhadap ketersediaan hara dalam
tanah. Tumbuhan menjadi sumber utama bagi bahan organik, pada keadaan alami
tumbuhan menyediakan bahan organik yang sangat besar, akibat pencernaan oleh
mikro organisme bahan organik tercampur tercampur dalam tanah secara proses
imfiltasi. Beberapa bentuk kehidupan seperti cacing, rayap, dan semut berperan
penting dalam pengangkutan tanah.
Faktor yamg mempengaruhi bahan
organik tanah yaitu, kedalaman tanah yang mentukan kadar bahan bahan organik
yang ditentukan pada kedalaman 20 cm dan makin ke bawah makin berkurang, faktor
iklim menyebabkan bilamana semakin rendahnya suhu maka makin tinggi pula bahan
organik yang terkandung dalam tanah.
1.
Makhluk
Hidup
Semua mahkluk hidup, baik hidupnya
maupun sudah mati mempunyai pengaruh terhadap pembentukan tanah.Di antara
makhluk yang paling berpengaruh adalah vegetasi karena jumlahnya banyak dan
berkedudukan tepet untuk waktu yang lama, sedangkan hewan dan manusia
berpengaruh tidak langsung melalui vegetasi.
Jasad remik (mikro organisme) dalam tanah mempunyai peranan dalam proses
peruraian bahan organik menjadi unsur hara dapat diserap oleh akar tanaman dan
pembentukan humus (bunga tanah). Cacing tanah sangat aktif dalam peruraian
(dekoposisi) serasaah.Pada waktu malam hari cacing–cacing membawa guguran
dedaunan dan rerumputan ke dalam lubang-lubangnya dan mencampur dengan
mineral-mineral tanah.Sokresin yang dikeluarkan mengandung Ca lebih banyak
daripada tanah disekitarnya.
Lubang-lubang cacing akan
mempengaruhi aerasi dan perembesan air Semut-semut menyusup kedalam tanah dan
mengangkut bahan-bahan dari dalam tanah kepermukaa tanah sambil membangun
sarang-sarangnya berupa berupa bukit-bukit kecil di pertmukaan tanah dan sering
pada batang-batang pohon. Rayap-rayap makan sisa-sisa bahan organik. Tikus dan
binatang lain menggunakan tanah sebagai tempat tinggal dan tempat perlindungan.
Manusia mempengaruhi pembentukan tanah melalui carapenggunaan tanahnya,
terutama cara bercocok tanam, menentukan jemnis tanaman yang di tanam, cara
pengolahan atau penggarapan, permukaan, cara pemanenan.
2. Topografi
Topogarfi
alam dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim.Pada tanah datar
kecepatan pengaliran air lebih kecil daripada tanah yang berombak. Topografi
miring mepergiat berbagai proses erosi air, sehingga membatasi kedalaman solum
tanah. Sebaliknya genangan air di dataran, dalam waktu lama atau sepanjang
tahun, pengaruh ilklim nibsi tidak begitu nampak dalam perkembangan tanah. Di
daerah beriklim humid tropika dengan bahan induk tuff vulkanik, pada tanah yang
datar membentuk tanah jenis latosol berwarna coklat, sedangkan di lereng
pegununganakan terbentuk latosol merah.
3. Waktu
Lamanya
bahan induk mengalami pelapukan dan perkembangan tanah, memainkan peranan
penting dalam menentukan jenis-jenis tanah terbentuk. Gunung berapi
mengendapkan lava dan abu gunung disaat terjadi letusan gunung berapi tersebut,
seringkali pengendapan lava ataupun terjadinya letusan gunung tidak terjadi
pada waktu yang sama. Semua tingkatan perkembangan tanah dapat ditemukan
kembali pada endapan-endapan itu.Di daerah beriklim tropika, pembentukan tanah
dari bahan induk berupa abu gunung berapi berlangsung cepat, sehingga dalam
waktu empat belas tahun sudah dapat terbentuk tanah yang cukup subur.
Profil dan Horizon Tanah
Pada
suatu profil tanah yang lengkap, dapat kita lihat beberapa lapisan yang
membentuk tanah. Dan lapisan–lapisan tersebut
pada beberapa macam tanah dikenal sebagai horison
genesa tanah (lapisan yang terbentuk di
tempat itu sehubungan dengan berlangsungnya proses
perombakan bahan induk tanah). Adanya lapisan–lapisan di
dalam tanah ini karena berlangsungnya perombakan atau
tingkat perkembangan yang merupakan hasil perombakan yang tidak sama.
Lain halnya dengan tanah yang
tergolong Entisol, disini lapisan–lapisan
merupakan hasil penimbunan bahan yang berasal dari tempat lain. Lapisan-
lapisan yang terbentuk sebagaimana kita lihat pada profil tanah dapat dikatakan
tidak selamanya tegas dan nyata sehingga kerap kali batas-batasnya agak kabur dan
kejadian demikian akan meyulitkan peneliti (Foth, 1991).
Profil
tanah adalah penampang melintang (vertikal) tanah yang terdiri dari lapisan
tanah (solum) dan lapisan bahan induk. Solum tanah adalah bagian dari profil
tanah yang terbentuk akibat proses pembentukan tanah (horison A dan B)
(Hardjowigeno, 1993). Proses pembentukan tanah akan
menghasilkan benda alami yang disebut tanah.
Penampang vertikal tanah tersebut menunjukkan susunan
horison yang disebut profil tanah. Sedangkan horison-horison
di atas bahan induk seluruhnya disebut solum. Tiap
tanah berkembang dengan baik dan masih
keadaan asli mempunyai sifat-sifat profil yang khas. Sifat-sifat ini
digunakan dalam klasifikasi dan penjajagan (survey) tanah dan sangat besar manfaatnya.Untuk
menentukan pendapat tentang tanah, sifat-sifat profil perlu diperhatikan
sebagai pertimbangan (Buckman, 1982).
Solum
menggambarkan suatu kedalaman dibawah
permukaan walaupun tidak begitu pasti. Tanah
didaerah sedang memiliki kedalaman beberapa meter, dalam hal ini yang
perlu diperhatikan adalah perubahan dibawah sub
soil yang berangsur–angsur bercampur dengan
bagian regolit yang kurang mengalami suatu pelapukan.
Bagian regolit dinamakan bahan induk untuk bisa membedakan dengan lapisan
yang ada diatasnya. Bahan induk ini mengalami pelapukan dan
bagian yang atas akan menjadi sub soil, sedangkan bagian bawah tergolong bagian
yang disebut solum (Buckman, 1982).
Lapisan
atas profil tanah biasanya cukup banyak mengandung bahan organik dan biasanya
berwarna gelap karena penimbunan (akumulasi bahan organik
tersebut. Lapisan dengan ciri-ciri demikian sudah umum dianggap sebagai daerah
(zone) utama penimbunan bahan organik yang disebut tanah
atas atau tanah olah. Sub soil adalah
tanah dibagian bawahnya, yang mengalami
cukup pelapukan, mengandung sedikit bahan organik. Lapisan organik yang
berlainan itu terutama dalam tanah yang sudah mengalami pelapukan mendalam di
daerah lembab (Buckman, 1982).
Tanah
itu biasanya ada beberapa lapisan, akan tetapi dalam garis besar lapisan tanah
itu dibagi menjadi empat yaitu :
1.
Lapisan
tanah atas
Lapisan ini tebalnya 10 – 30
cm, warnanya coklat sampai kehitam-hitaman, lebih gembur yang biasanya disebut
tanah pertanian. Lapisan ini merupakan tempat pertumbuhan tanaman yang utama.Di
sini hidup dan berkembangbiak semua jasad hidup tanah dan merupakan lapisan
tanah yang tersubur.
2.
Lapisan
bahan induk tanah
Lapisan ini mencolok warnanya, yaitu
kemerah-merahan atau kelabu keputih-putihan. Lapisan ini disebut lapisan bahan
induk tanah karena merupakan asal atau induk dari lapisan tanah bawah.
Lapisan ini dapat pecah dan dirubah dengan mudah tetapi sukar
ditembus akar.
3.
Lapisan
Mineral
Pada lapisan ini terkandung berbagai
bahan mineral.
4.
Lapisan
batuan induk
Lapisan ini masih merupakan batuan
pejal, belum mengalami proses pemecahan. Inilah merupakan bahan induk tanah
yang mengalami perubahan beberapa proses dalam waktu yang cukup lama. Batuan
ini jauh lebih dalam maka jarang kelihatan pada permukaan tanah. Tidak semua
susunan tanah itu seperti apa yang telah diuraikan diatas (Yutono, 1983).
Tanah itu pada berbagai tempat
tebalnya tidak sama, tergantung dari letak tanah itu sendiri. Tanah yang baik
untuk pertanian adalah tanah yang terletak didaerah lembah, sedang
dilereng-lereng akan tampak lapisan bahan induk tanah atau lapisan batuan
induk.
Terjadinya tanah dari batuan induk
menjadi bahan induk tanah yang berangsur-angsur menjadi lapisan bawah yang
akhirnya membentuk lapisan tanah atas dimana memerlukan waktu yang lama
bahkan berabad-abad. Adapun yang.menyebabkan batuan induk itu menjadi
lapisantanah yang baik karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu :
air, udara, tumbuh-tumbuhan, jasad hidup lain yang ada ditanah dan iklim
(Sugiman, 1982 ).
Profil tanah yang akan diamati,
ciri-cirinya harus memenuhi syarat-syarat: tegak (vertikal), baru artinya
belum terpengaruh keadan luar, dan juga tidak memantulkan cahaya (profil tanah
pada waktu pengamatan tidak langsung terkena sinar matahari). Pengamatan
dimulai dengan pengukuran dalamnya dari batas-batas horison dapat
diketahui.Masing-masing horison dibedakan dari horison yang di atas atau di
bawahnyaoleh ciri-ciri yang spesifik dan genetis. Meskipun di dalam menguraikan
suatu profil tanah tidak mutlak, perlu memberi nama masing-masing horison. Pada
garis besarnya horison-horison dapat dibedakan atas horison organic O dan
horison mineral A, B, C dan R (Darmawijaya,
1990).
Dilihat dari dekat susunan tanah itu
terdiri dari beberapa lapisan yang kira-kira paralel dengan permukaan tanah dan
disebut horizon-horizon, yaitu horizon A, B, C. Lapisan yang paling atas
biasanya berwarna lebih gelap atau kehitaman, lebih subur, gembur, merupakan
tempet pengolahan tanah dan disebut lapisan tanah atas (top soil) atau lapisan
olah. Tebal lapisan ini 0-25 cm. Lapisan tanah yang langsung dibawahnya dan
langsung di atas lapisan bahan induk (horizon C) disebut lapisan tanah bawah
(sub soil).Lapisan ini lebih tebal dari lapisan tanah atas dan biasanya dibagi
lagi ke dalam beberapa lapisan.Warnanya lebih muda dan lebih terang, lebih
padat, sedang kandungan bahan organiknya lebih sedikit (Buckman dan Brady,
1982).
Setiap vertikal tanah
berdiferensiasi membentuk horizon - horizon (lapisan - lapisan) yang berbeda -
beda baik dalam morfologis seperti ketebalan dan warnanya, maupun karakteristik
fisik, kimiawi, dan biologis masing - masingnya sebagai konsekuensi bekerjanya
faktor - faktor lingkungan terhadap : (1) bahan induk asalnya maupun (2) bahan -
bahan eksternal, berupa bahan - bahan organik sisa biota yang hidup diatasnya
dan mineral non bahan induk (Hanafiah, 2005).
Uraian profil tanah dimulai dengan
menentukan letak batas horison, mengukur tebalnya dan mengamati profil tanah
secara keseluruhan. Pada dasarnya horison tanah mempunyai cirri-ciri yang juga
dihasilkan oleh proses pedogenesis tanah (Fitzpatrick, 1980). Tanah terdiri
dari lapisan berbeda horisontal, pada lapisan yang disebut horizon.Mulai dari
bahan yang kaya organik lapisan atas (humus dan tanah) sampai ke lapisan yang
rocky (lapisan tanah sebelah bawah, dan regolith bedrock).
Gambar Profil Tanah
Keterangan:
Horizon
O
a.
Lapisan
atas, lapisan olah, lapisan humus
b.
Lapisan
teratas suatu penampang tanah, yang biasanya banyak mengandung Bahan Organik
(BO) sebagai hasil dekomposisi seresah sehingga warnanya gelap.
c.
Merupakan
lapisan utama
Horizon
A
Horison mineral ber BOT sehingga
berwarna agak gelap
Horizon
E
Horison mineral yang telah
tereluviasi (tercuci) sehingga kadar (BOT, liat silikat, F dan Al rendah)
tetapi pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten lainnya tinggi,
berwarna terang.
Horizon
B
a.
Horrison
Illuvial atau horison tempat terakumulasinya bahan-bahan yang tercuci dari
horison diatasnya (akumulasi bahan eluvial)
b.
Ketebalan
lapisan > horizon A
c.
Horizon
B dibagi menjadi beberapa sub lapisan:
1)
Sub
lapisan B1: daerah peralihan horizon (warna agak gelap)
2)
Sub
lapisan B2: daerah kandungan kapur tinggi (warna terang)
3)
Sub
lapisan B3: daerah penimbunan unsure Fe missal Fe2O3 (warna
merah)
Horizon
C
a.
Horizon
C atau lapisan batuan induk merupakan hasil pelapukan dan penghancuran oleh
iklim terhadap batuan induk yang berlangsung lama.
b.
Sifatnya
mirip batuan induk
Horizon
R (bedrock)
a.
Merupakan
dasar tanah yang terdiri dari batuan yang sangat pejal dan belum mengalami
pelapukan.
b.
Kegunaan
profil tanah :
1)
Untuk
mengetahui kedalaman lapisan olah (Lapisan Tanah Atas = O-A) dan
solum(O-A-E-B).
2)
Untuk
mengetahui kelengkapan atau differensiasi horison pada profil.
3)
Untuk
mengetahui warna tanah.
Morfologi Tanah
1. Parameter
Fisika
a.
Warna
Tanah
Warna merupakan salah satu sifat fisisk tanah yang lebih
banyak digunakan untuk pendeskripsian karakter tanah, karena tidak
mempunyaiefek langsung terhadap tanaman tetapi secara tidak langsung berpengaruh
lewat dampaknya terhadap temperatur dan kelembaban tanah.
Warna tanah dapat meliputi putih, merah, cokelat,
kelabu,kuning danhitam, kadangkala dapat pula berwarna kebiruan atau
kehijauan.Kebanyakan tanah mempunyai warna yang tak murni tetapi campuran
kelabu, coklat, dan bercak (rust).Kerapkali 2-3 warna terjadi dalam bentuk
spot-spot, disebut karatan (mottling).
Warna tanah merupakan komposit (campuran) dari
warna-warnakomponen-komponen penyusunnya. Efek komponen-komponen terhadapwarna
komposit ini secara tidak langsungproporsional terhadaptotal permukaan
tanah yang setara dengan luas permukaan spesifik dikali proporsi
volumetric masing-masingnya terhadap tanah, yang bermaknamateri koloidal
mempunyai dampak terbesar terhadap warna tanah,misalnya humus dan
besi-hdroksida yang secara jelas menentukan warnatanah. Besi-oksida berwarna
merah, coklat-karatan atau kuningtergantung derajat hidrasinya, besi tereduksi
berwarna biru-hijau, kuarsaumumnya berwarna putih.Batukapur berwarna putih,
kelabu, atau kadang olive-hijau, dan
feldspar mempunyai banyakwarna tetapidominan merah.Liat berwarna kelabu, putih
atau merah, tergantung tipedan proporsi mantel-besinya.
Karatan merupakan warna hasil pelarutan dan penggerakan beberapakomponen
tanah, khususnya besi (Fe) dan mangan (Mn), selamamusim hujan, yang kemudian
mengalami presipitasi (pengendapan) dandeposisi (perubahan posisi) ketika tanah
mengalami pengeringan. Hal initerutama dipicu oleh terjadinya:
1. Reduksi besi dan mangan ke bentuk
larutan.
2. Oksidasi yng menyebabkan terjadinya
presipitasi.
Karatan berwarna terang hanya sedikit terjadi pada tanah
yang rendahkadar kadar besi atau mangannya, sedangkan karatan berwarna
gelapterbentuk apabila besi dan mangan tersebut mengalami
presipitasi.Karatan-karatan yang terbentuk ini tidak segera berubah meskipun
telahdilakukan perbaikan drainase.
Warna merupakan indikator kondisi iklim tempat tanah
berkembangatau asal bahan induknya, tetapi pada kondisi tertentu warna sering
pula digunakan sebagai indikator kesuburan atau kapasitas produktivitas
lahan,secara umum dikatakan bahwa makin gelap tanah, berarti makin tinggi
produktivitasnya, dengan berbagai pengecualian mempunyai urutan: putih,
kuning, kelabu,merah,coklat-kekelabuan, coklat-kekaratan, coklat, dan hitam.
Pada tanah-tanah muda, warna merupakan indikator jenis
bahaninduknya, sedangkan pada tanah-tanah tua, merupakan indikator iklimtempat
berkembangnya, baik makro maupun iklim tanah. Iklim hangatakan
mengahasilkantanah-tanah berwarna merah, khususnya jika tanah berdrainase
baik. Warna terang kerapkali merupakan hasil intensifnya pelindian besi
dari tanah, yang umumnya bersamaan dengan hilangnya berbagai unsur hara,
sehingga tanah berwarna terang sering dikaitkandengan rendahnya produktivitas.
Klasifikasi
Warna Tanah
Dalam pengklasifikasian warna
tanah, metode yang telah dikenal luas oleh banyak Soil Specialist adalah adalah
“Sistem Munsell”, yang membedakan warna secara langsung dendan batuan
kolom-kolom warnastandar. Warna ini dibedakan berdasarkan tiga faktor basal
(basic) berupakomponen warna, yaitu hue, value, dan croma, yang
mendasari penyusunan variasi warna pada kartu-kartu Munsell:
Hue merujuk pada spektral atau
kualitas warna yang dominan, yangmerupakan pembeda antara merah, kuning, dan
lainnya.dalam hue iniwarna dipilah menjadi 10 warna, yaitu: Y ( yellow
=kuning), YR ( yellow- red) , R ( red =merah), RP
(red – purple), P ( purple =ungu), PB( purple -
brown), B ( brown = coklat), BG (brown – gray), G (gray =kelabu), GY
( gray – yellow). Kemudian setiap warna ini dibagi menjadikisran
hue: 0-2,5; 2,5-5,0; 5,0-7,5 dan 7,5-10, yang pad kurun waktuhanya tetulis 2,5;
5,0; 7,5dan 10.
Value atau brilliance (kecemerlangan)
yang mengekspresikan variasi berkas sinar yang terjadi jika
dibandingkanwarna putih absolut.Value inimerujuk pada gradasi warna dari putih
(skala 10) ke hitam (skala 0).
Croma didefinisikan sebagai gradasi
kemurnian dari warna, atauderajat pembeda adanya perubahan warna dari kelabu
atau putih netral(skala 0) ke warna lainnya (skala 19).
b.
Tekstur Tanah
Tekstur tanah menunjukkan komposisi
partikel penyusun tanah(separat) yang diyatakansebagai perbandingan proporsi
(%) relatif antarafraksi pasir ( sand ) (berdiameter 2,00-0,20 mm
atau 200-2 µm ) debu (silt) (berdiameter 0,20-0,002 mm atau
200-2 µm) dan liat (clay)(<2 µm. Partikel berukuran di atas 2 mm
seperti kerikil dan bebatuan kecil tidak tergolong fraksi tanah, tapi
menurut Lal (1979) harus diperhitungkandalam evaluasi tekstur tanah.
Klasifikasi ukuran, jumlah dan luas permukaan fraksi-fraksi tanah menurut
sistem USDA dan SistemInternasional.
Makin kecil ukuran separat berarti
makin banyak jumlah dan makin banyak luas permukaannya per satuan bobot
tanah, yang menunjukkanmakin padatnya partikel-partikel per satuan volume
tanah. Hal ini berartimakin banyak ukuran pori mokro yang terbentuk, sebaliknya
jika ukuan separat makin besar tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai pori-pori
makro (besar) (disebut lebih poreus), tanah yang didominasioleh debu akan
banyak mempunyai pori-pori (sedang) ( agak poreus),sedangkan tanah yang
didominasi oleh liat akan banyak mempunyai pori- pori mikro (kecil) atau
tidak poreus. Hal ini berbanding terbalik denganluas permukaan yang terbentuk,
luas permukaan mencerminkan luas situsyang dapt bersentuhan dengan air, energi
atau bahan lain, sehingga makindominan fraksi pasir akan makin kecildaya
menahan tanah terhadap ketiga material ini. Dan sebaliknya jika liat yang
dominan. Sebagaihasilnya maka:
1.
Makin
poreus tanah akan makin mudah akar untuk berpenetrasiserta makin mudah air dan
udara untuk bersirkulasi, tapi makincepat pula air untuk hilang dari tanah, dan
sebaliknya.
2.
Makin
tidak poreus tanah akan makin sulit akar untuk berpenetrasi serta
makin sulit air dan udara untuk bersirkulasi,tetapi air yang ada tidak mudah
hilang dari tanah.
3.
Oleh
karena itu, maka tanah yang baik dicerminkan olehkomposisi ideal dari kedua
kondisi ini, sehingga tanah bertekstur debu dan lempung akan mempunyai
ketesediaan yangoptimum bagi tanaman, namun dari segi nutrisi tanah
lempunglebih baik dari tanah bertekstur debu.
Berdasarkan kelas teksturnya maka tanah digolongkan menjadi:
°
Tanah
bertekstur kasar atau tanah berpasir bearti tanah yangmengandung minimal 70%
pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung (3 macam).
°
Tanah
bertekstur halus atau tanah berliat bearti tanah yangmengandung minimal 37,5%
liat atau bertekstur liat liat berdebuatau liat berlempung (3 macam).
Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung, terdiri dari:
°
Tanah
bertekstur sedang tetapi agak kasar meliputi tanahyang bertekstur lempung
berpasir ( sandy loam) atau lempung berpasir halus (dua macam).
°
Tanah
bertekstur sedang meliputi yang bertekstur lempung berpasir sangat halus,
lempung (loam), lempung berdebu (silty loam ) atau debu (silt) (4 macam).
°
Tanah
bertekstur sedang tetapi agak halus mencakuplempung liat (clay loam) lempung
liat berpasir (sandy- clay loam) atau lempung liat berdebu (sandy- silt
loam) (3macam).
Di lapangan tekstur tanah dapat ditetapkan berdasarkan
indera perasam (kulit jari jempol atau telunjuk) yang membutuhkan
pengalamandan kemahiran, makin peka indera perasa ini, hasil penetapannya
makinmendekati kebenaran atau makin identik dengan dengan hasil penetapandi
laboratprium. Cara ini disebut metode rasa, dilakukan denganmengambil sebongkah
tanah seberat kira-kira 10 g, pecahkan perlahan, basahi dengan air
secukupnya, lalu pijit di antara jempol dantelunjuk,geser-geserkan jari
telunjuk sambil merasai derajat kekasaran,kelicinan, dan kelengketan
partikel-partikel tanah. Melalui perbandinganrasa ketiganya maka secara kasar
tekstur tanah dapat diperkirakan,misalnya indera kulit merasakan
partikel-partikel:
1. Terasa kasar, tanpa rasa licin dan
tanpa rasa lengket, serta tidak bisa membentuk gulungan atau
lempengan kontinu, maka berarti tanah bertekstur pasir.
2. Sebaliknya jika partikel tanah
terasa halus, lengket dan dapatdibuat gulungan atau lempengan kontinu, maka
berarti tanah bertekstur liat.
3. Tanah bertekstur debu akan mempunyai
partikel-partikel yangterasa agak halus dan licin tetapi tidak lengket, serta
gulunganatau lempengan yang terbentuk rapuh dan mudah hancur.
4. Tanah bertekstur lempung akan
mempunyai partikel-partikelyang mempunyai rasa ketiganya secara proporsional,
apabila yang lebih dominan adalah sifat pasir, maka berarti
tanah bertekstur lempung berpasir, dan seterusnya.
Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual
yaitu dengan memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk,
sambil dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir
pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:
1. Apabila rasa kasar terasa sangat
jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan gulungan, maka
tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir(Sandy).
2.
Apabila
rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi
mudah sekali hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir
Berlempung (Loam Sandy).
3.
Apabila
rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur,
maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berpasir (Sandy Loam).
4. Apabila tidak terasa kasar dan tidak
licin, agak melekat, dapat dibentuk agak teguh, dan dapat sedikit dibuat
gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur
Lempung (Loam).
5. Apabila terasa licin, agak melekat,
dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan permukaan mengkilat,
maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berdebu (Silty Loam).
6. Apabila terasa licin sekali, agak
melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung dengan permukaan
mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Debu (Silt).
7. Apabila terasa agak licin, agak
melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan
yang agak mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung
Berliat (Clay Loam)
8. Apabila terasa halus dengan sedikit
bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat
dibentuk gulungan mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur
Lempung Liat Berpasir (Sandy-Clay-Loam).
9. Apabila terasa halus, terasa agak
licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta dapat dibentuk gulungan
dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung
Liat Berdebu (Sandy-silt loam).
10. Apabila terasa halus, berat tetapi
sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan,
maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat Berpasir (Sandy-Clay).
11. Apabila terasa halus, berat, agak
licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan, maka
tanah tersebut tergolong bertekstur Liat Berdebu (Silty-Clay).
12. Apabila terasa berat dan halus,
sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan mudah dibuat gulungan, maka
tanah tersebut tergolong bertekstur Liat (Clay).
Tanah bertekstur halus didominasi
oleh tanah liat dengan tekstur yang lembut dan licin yang memiliki permukaan
yang lebih halus dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar yang biasanya
berbentuk pasir. Sehingga tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas
dalam proses penyerapan unsur-unsur hara yang lebih besar dibandingkan dengan
tanah yang bertekstur kasar. Namun, pada tanah bertekstur lembut ini umumnya
lebih subur dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar.Karena banyak mengandung
unsur hara dan bahan organic yang dibutuhkan oleh tanaman serta mudah dalam
menyerap unsur hara.
Sedangkan pada tanah bertekstur
kasar lebih porus dan laju infiiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian tanah
bertekstur halus memiliki kapasitas memegang air yang lebih besar daripada
tanah pasir karena memiliki permukaan yang lebih banyak yang berfungsi dalam
retensi air (water retension). Tanah-tanah bertekstur kasar memiliki makro
porus yang lebih banyak, yang berfungsi dalam pergerakkan udara dan air.
Semakin halus tekstur tanahnya maka
kapasitas adsorpsi menahan unsur -unsur hara lebih besar, dan lebih banyak
mengandung unsure hara dan bahan organik yang dibutuhkan tanaman, kapasitas
memegang air juga lebih besar sebab memiliki permukaan yang lebih
luas.Sedangkan tanah bertekstur kasar memiliki laju infiltrasi yang cepat dan
lebih porus. Sehingga unsure hara akan ikut hanyut dan yang tertahan didalam
tanah semakin sedikit.
Peran
tekstur tanah mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman, hasil penelitian
pengaruh terkstur tanah terhadap produksi jagung dan kentang menunjukkan bahwa
jagung ideal tumbuh pada tanah bertekstur lempung berpasir ketimbang yang
bertekstur liat dan pasir berlempung. Namun keduanya ideal pada
tanah bertekstur pasir apabila disertai dengan irigasi.Pada kondisi tanpa
irigasi, tanah lempungmemberikan sifat-sifat fisik yang baik sebagaimana
diuraikansebelumnya, sehingga sistem perakarannya leluasa untuk berkembang.
c.
Struktur Tanah
Apabila tekstur mencerminkanukuran
partikel dari fraksi- fraksitanah, maka struktur merupakan kenampakan bentuk
atau susunan partikel- partikel primer tanah (pasir, debu, dan liat
individual) hingga partikel- partikel sekunder (gabungan partikel-
partikel primer yang disebut ped (gumpalan) yang membentuk agregat
(bongkah). Tanah yang partikel- partikelnya belum bergabung, terutama yang
bertekstur pasir,disebut tanpa struktur atau berstruktur lepas, sedangkan tanah
bertektur liat, yang terlihat masif (padu tanpa ruang pori, yang lembek
jika basahdan keras jika kering) atau apabila dilumat dengan air membentuk
pastadisebut juga tanpa struktur.
Struktur tanah berfungsi
memodifikasi pengaruh teksturterhadapkondisi drainase atau aerasi tanah, karena
susunan antarped atau agregattanah akan menghasilkan ruang yang lebih besar
ketimbang susunan tarpartikel primer.oleh karena itu, tanah yang bertekstur
baik akanmempunyai kondisi drainase dan aerasi yang baik pula, sehingga lebih memudahkan
sistem perakaran tanaman untuk berpenetrasi danmengabsorbsi (menyerap) hara dan
air, sehingga pertumbuhan dan produksi menjadi lebih baik.
Di
lapangan, struktur tanah dideskripsikan menurut:
1. Tipe, indikator dan susunan ped, yaitu:
bulat, lempeng, balok,dan prisma.
2. Kelas, indikator bentuk struktur
yang terbentuk dari ped-ped penyusunnya, menghasilkan 7 tipe struktur
tanah.
3. Gradasi, indikator derajat agregasi
atau perkembangan struktur,yang dibagi menjadi:
a. Tanpa struktur, jika agregasi tak
terlihat atau berbatas tidak jelas atau baur dengan batas-batas
ilmiah.
b. Lemah, jika ped sulit terbentuk
tetapi terlihat.
c. Sedang, jika ped dapat terbentuk
dengan baik, tahan lamadan jelas, tetapi tidak jelas pada tanah utuh.
d. Kuat, jika pedkuat, pada tanah utuh
jelas terlihat danantarped terikat lemah namun tahan jika dipindahkan danhanya
terpisah apabila tanah terganggu.
Struktur
tanah dikelompokkan dalam 6 bentuk. Keenam bentuk tersebut adalah:
1. Granular yaitu struktur tanah yang
berbentuk granul, bulat dan porous. Struktur ini terdapat di horison A.
2. Gumpal (blocky) yaitu struktur tanah
yang berbentuk gumpalmembulat dan gumpal bersudut, bentuknyamenyerupai
kubusdengan sudut - sudut membulat untuk gumpal membulat dan bersudut
tajam untuk gumpal bersudut, dengan sumbu horizontal setara dengan sumbu
vertikal. Struktur ini terdapat di horison B pada tanah iklim basah.
3. Prisma (prismatik) yaitu struktur
tanah dengan sumbu vertical lebih besar dari sumbu horisontal dengan bagian
atasnya rata.Struktur ini terdapat di horison B pada tanah iklim kering.
4. Tiang (columnar) yaitu struktur
tanah dengan sumbu vertikallebih besar daripada sumbu horisontal dengan bagian
atasnyamembulat. Struktur ini ada di horison B pada tanah kering.
5. Lempeng (platy) yaitu struktur tanah
dengan sumbu vertical lebih kecil daripada sumbu horisontal. Struktur ini ada
di horizon A2 atau pada lapisan padas liat.
6. Remah (single grain) yaitu struktur
tanah dengan bentuk bulatdan sangat porous, struktur ini ada di horison A.
Struktur tanah sangat memengaruhi sifat dan keadaan tanah,
seperti antara lain gerakan air, lalu lintas panas, aerasi. Oleh karena itu
tata air, pernafasan akar tanaman dan penetrasi akar tanaman banyak
ditentukan oleh struktur tanah. Sehingga, akan sulit untuk mengamati struktur
tanah pada lahan garapan. Struktur tanah bersama dengan tekstur
tanahmenentukan pula drainase tanah.Horison yang pejal mempunyai drainaseyang
sangat buruk, horison semacam ini dapat dipecahkan menjadi fragmen bukan ped.
Subsoil yang mempunyai struktur semacam inisebaiknya digunakan untuk jalan
air, irigasi ataupun bendungan air.
Mekanisme Pembentukan Struktur
Struktur dapat mulai berkembang dari
butiran tunggal atau dari bentuk masif.Apabila berasal dari butir-butir
tunggal, maka perkembangannya dimulai dari pengikatan partikel-partikel
tanahmembentuk cluster (gerombol) yang kemudian menjadi ped. Limamekanisme
utama yang menyatukan partikel-partikel ini meliputi:
1.
Aktivitas
penetrasi akar pada saat berkembang.
2.
Pergerakan
air yang mengikuti arah perkembangan akar menyebabkan tejadinya pengikisan
dan pemecahan tanah yangmkemudian memicu pembentukan ped.
3.
Aktivitas
keluar-masuknya fauna tanah.
4.
Pembahasan
dan pengeringan yang merenggangciutkan partikel- partikel.
5.
Pencairan
dan pembekuan yang juga merenggangciutkan partikel-partikel.
Stabilitas
ped yang terbentuk (juga agregat) tergantung pada duakondisi, yaitu:
1. Ketuhan tanah permukaan ped pada
saat rehidrasi
2. Kekuatan antarkoloid-partikel di
dalam pedpada saat basah.
d.
Konsistensi
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan
dayakohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah
dengan benda lain (Hardjowigeno, 1992).
Konsistensi tanah adalah derajat kohesi dan adhesi di antara
partikel -partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan
bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah
(Isa D, 1997).
Macam - macam Konsistensi Tanah
1.
Konsistensi
Basah
a.
Tingkat
Kelekatan, yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi antara butir-butir tanah dengan benda
lain, ini dibagi3 kategori:
1)
Agak
Lekat yaitu dicirikan sedikit melekat pada jaritangan atau benda lain.
2)
Lekat
yaitu dicirikan melekat pada jari tangan atau benda lain.
3)
Sangat
Lekat yaitu dicirikan sangat melekat pada jaritangan atau benda lain.
b.
Tingkat
Plastisitas (keliatan), yaitu menunjukkankemampuan tanah membentuk gulungan,
ini dibagi 4kategori berikut:
1)
Tidak
Plastis yaitu dicirikan tidak dapat membentuk gulungan tanah.
2)
Agak
Plastis yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan - gulungan kecil yang mudah
diubah bentuknya.
3)
Plastis
yaitu dicirikan dapat membentuk gulungantanah kecil dan diperlukan sedikit
tekanan untuk merusak gulungan tersebut.
4)
Sangat
Plastis yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah kecil dan hanya
dapat diubah bentuknya dengan pijatan kuat.
2. Konsistensi Lembab
Pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas
lapang,konsistensi dibagi 6 kategori sebagai berikut:
a. Lepas yaitu dicirikan tanah tidak
melekat satu samalain atau antar butir tanah mudah terpisah (contoh:tanah
bertekstur pasir).
b. Sangat Gembur yaitu dicirikan
gumpalan tanah mudahsekali hancur bila diremas.
c. Gembur yaitu dicirikan dengan hanya
sedikit tekanansaat meremas dapat menghancurkan gumpalan tanah.
d. Teguh yaitu dicirikan dengan
diperlukan tekanan agak kuat saat meremas tanah tersebut agar
dapatmenghancurkan gumpalan tanah.
e. Sangat Teguh yaitu dicirikan dengan
diperlukannyatekanan berkali-kali saat meremas tanah agar dapatmenghancurkan
gumpalan tanah tersebut.
f. Sangat Teguh Sekali yaitu dicirikan
dengan tidak hancurnya gumpalan tanah meskipun sudah
ditekan berkali-kali saat meremas tanah dan bahkan diperlukanalat bantu
agar dapat menghancurkan gumpalan tanahtersebut.
3. Konsistensi Kering
Penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air
tanahkering udara, ini dibagi 6 kategori sebagai berikut:
a. Lepas yaitu dicirikan butir-butir
tanah mudah dipisah- pisah atau tanah tidak melekat satu sama lain
(misalnyatanah bertekstur pasir).
b. Lunak yaitu dicirikan gumpalan tanah
mudah hancur bila diremas atau tanah berkohesi lemah dan
rapuh,sehingga jika ditekan sedikit saja akan mudah hancur.
c. Agar Keras yaitu dicirikan gumpalan
tanah baru akanhancur jika diberi tekanan pada remasan atau jikahanya mendapat
tekanan jari-jari tangan saja belummampu menghancurkan gumpalan tanah.
d. Keras yaitu dicirikan dengan makin
susah untuk menekan gumpalan tanah dan makin sulitnya gumpalanuntuk hancur
atau makin diperlukannya tekanan yang lebih kuat untuk dapat menghancurkan
gumpalantanah.
e. Sangat Keras yaitu dicirikan dengan
diperlukantekanan yang lebih kuat lagi untuk dapatmenghancurkan gumpalan tanah
atau gumpalan tanahmakin sangat sulit ditekan dan sangat sulit
untuk hancur.
f. Luar Biasa Keras yaitu dicirikan
dengan diperlukannyatekanan yang sangat besar sekali agar dapatmenghancurkan
gumpalan tanah atau gumpalan tanah baru bisa hancur dengan menggunakan
alat bantu(pemukul).
e. Drainase Tanah
Drainase
Tanah:adalah lamanya kondisi tergenang / jenuh air, bukan merupakan ukuran
berapa cepat air terbuang dari tanah air dapat hilang melalui permukaan tanah
maupun melalui peresapan ke dalam tanah. Berdasarkan atas klas drainasenya,
tanah dibedakan menjadi klas drainase terhambat(tergenang) sampai sangat cepat
(air sangat cepat hilang dari tanah).
Klas
drainase ditentukan di lapang dengan melihat adanya gejala-gejala pengaruh air
dalam penampang tanah. Gejala-gejala tersebut antara lainadalah warna pucat,
kelabu, atau adanya becak-becak karatan. Warna pucat atau kelabu kebiru-biruan
menunjukkan adanya pengaruh genangan air yang kuat, sehingga merupakan petunjuk
adanya tanah berdrainase buruk.Adanya karatan menunjukkan bahwa udara masih
dapat masuk ke dalam tanah setempat-setempat sehingga terjadi oksidasi di
tempat tersebut dan terbentuk senyawa- senyawa Fe+++ yang berwarna
merah.Bila air tidak pernah menggenang sehingga tata udara dalam tanah selalu
baik, maka seluruh profil tanah dalam keadaan oksidasi (Fe+++).Oleh
karena itu seluruh tanah umumnya berwarna merah atau cokelat.
Keadaan
drainase tanah menentukan jenis tanaman yang dapat tumbuh. Sebagai contoh, padi
dapat hidup pada tanah-tanah dengan drainase buruk, tatapi jagung, karet,
cengkeh, kopi dan lain-lain tidak akan dapat tumbuh dengan baik kalau tanah
selalu tergenang air.
Parameter Kimia
a. pH Tanah
Reaksi tanah menunjukkan sifat
kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH.Nilai pH
menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hydrogen (H+) di dalam tanah.
Semakin tinggi kadar ion H+di dalam tanah, semakin masam tanah
tersebut. Hal ini berbanding terbalik dengan ion OH- di dalam
tanah.Pada tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak dari H+.
Bila kandungan ion H+sama dengan OH- maka tanah bereaksi
netral yaitu mempunyai pH=7.
Pentingnya pH tanah adalah untuk :
1)
Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap oleh tanaman
2)
Menunjukkan kemungkinan adanya unsure-unsur beracun
3)
Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme
Penentuan pH diperlukan untuk menaksir lanjut
tidaknya perkembangan tanah juga diperlukan dalam penggunaan tanahnya,
terutama untuk tanah pertanian.
Pada umumnya tanah yang telah berkembang lanjut dalam
daerahiklim basah mempunyai pH yang rendah, makin lanjut umurnya
makinasam.Sebaliknya tanah didaerah kering, penguapan yang terjadimenyebabkan
tertimbunnya unsur - unsur basa dipermukaan tanah karena besarnya
evaporasi dibandingkan dengan presipitasi, sehingga makinlanjut tanah makin
tinggi pH-nya.Akan tetapi pada umunya di daerahkering (arid) jarang ditemukan
tanah yang senantiasa tetap padatempatnya, mengingat angin yang senatiasa
bertiup sebagai akibat perubahan iklim yang besar.Selain itu pertumbuhan
tanaman sangatdipengaruhi oleh pH tanah, namun tidak semua jenis tanaman
mampudipengaruhi oleh pH.
Pengamatan pH tanah dapat dikerjakan secara elektrimetrik
dankolorimetrik, baik di laboratorium maupun di lapangan.
Elektrometrik ditentukan antara lain dengan pH meter
Beckman, sedang kolorimetrik dapat dikerjakan dengan kertas pH, pasta pH,
dan larutan pH universal.Secara lebih terperinci pH tanah dapat diukur menggunakan
larutan- larutan indikator seperti:
(1) Bromkresol untuk pH antara 3,8 - 5,6
(2) Khlorphenol merah untuk pH antara
5,2 – 6,8
(3) Bromthinol biru untuk pH antara 6,0
– 6,8
(4) Phenol merah untuk pH antara
6,8 – 8,4
(5) Kresol merah untuk pH antara
7,2– 8,8
(6) Thimol biru untuk pH antara
8,0 – 9,5
b. Kandungan
kapur
Kandungan kapur sangat berhubungan dengan keberadaan
kalsiumdan magnesium tanah. Tanah yang memiliki kandungan kapur yangtinggi,
belum tentu tanah tersebut juga memiliki tingkat kesuburan yangtinggi, bisa
juga suatu kapur itu menjadi racun karena kapur akanmenyerap unsur hara dari
dalam tanah, dimana unsur hara tersebutdibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya.
Kadar kapur tertinggisampai terendah adalah tanah alfisol, entisol, vertisol,
rendzina, danultisol.
Kandungan kapur dari setiap jenis tanah
berbeda-beda.Bahkankandungan kapur dari lapisan atas tentu berbeda dengan
lapisan di bawahnya. Hal ini disebabkan oleh adanya proses pelindian kapur
padalapisan atas oleh air yang akan diendapkan pada lapisan bawahnya. Selainitu
keberadaan kapur tanah sangat dipengaruhi oleh batuan induk yangada disuatu
lokasi.
Parameter Biologi
a. Kandungan
bahan organik
Dalam suatu tanah, kadar bahan organik diwujudkan dengan
warnakelam dan dalamnya penyebaran bahan organik sangat tergantung
pada jenis vegetasi yang tumbuh diatasnya. Semakin banyak kandungan
bahanorganiknya maka tanah akanmenjadi lebih gelap. Sebaliknya jika dalamsuatu
tanah kandungan bahan organiknya tidak terlalu banyak maka tanahakan terlihat
lebih cerah. Kandungan bahan organik sendiri sangat bermanfaat bagi
perkembangan tanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar