geo

geo

Contoh Tulisan Berjalan


!!!TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG DI BLOG GEOGRAFI OKE !!!

Geografi tanah

Pengertian Tanah
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan organik yang merupakan lapisan kerak bumi yang berada di lapisan paling atas,yang juga merupakan tabung reaksi alami yang menyangga seluruh kehidupan yang ada di bumi.Tanah juga merupakan alat produksi untuk menghasilkan produksi pertanian.Sebagai alat produksi tanah memiliki peranan-peranan yang mendorong berbagai kebutuhan diantaranya adalah sebagai alat produksi, maka peranannnya yaitu sebagai tempat pertumbuhan tanaman, menyediakan unsur-unsur makanan, sumber air bagi tanaman, dan tempat peredaran udara.
Tanah mempunyai ciri khas dan sifat-sifat yang berbeda-beda antara tanah di suatu tempat dengan tempat yang lain. Sifat-sifat tanah itu meliputi fisika dan sifat kimia. Beberapa sifat fisika tanah antara lain tekstur, struktur dan kadar lengas tanah. Untuk sifat kimia menunjukkan sifat yang dipengaruhi oleh adanya unsur maupun senyawa yang terdapat di dalam tanah tersebut. Beberapa contoh sifat kimia yaitu reaksi tanah (pH), kadar bahan organik dan Kapasitas Pertukaran Kation (KPK).   
Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas yang menempati sebagian besar  permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifatsebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahaninduk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula ( IsaDarmawijaya. 1990: 9 ). Dari definisi tersebut nampak bahwa terdapat lima faktor yang berpengaruh dalam pembentukan tanah yaitu iklim, jasad hidup, bahaninduk, relief dan waktu.
Dalam taksonomi USDA (1994) disebutkan bahwa tanah adalah kumpulan benda alam dipermukaan bumi terbentu dari mineral-mineral dan bahan-bahan organic, mengandung benda-benda hidup dengan gejala-gejala serta dapat mendukung kehidupan tumbuhan-tumbuhan di lapangn.selanjutnya disebutan bahwa devenisi tanah. ini berarti tanah yang yang diklasifikasikan bukkanlah hanya bagian tanah yang memiliki horizon-horizon atau solum tanahnnya saja,tetapi juga bagian tanah dibawah solum asalkan gejala-gejala kehidupan masih ditemukan.
Ilmu yang mempelajari proses-proses pembentuan tanah beserta faktor-faktor pembentuknya,klasifikasi tanah, survey tanah dan cara-cara pengamatan dilapangan disebut pedologi. Apabila tanah dipelajari dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman disebut edaphologi (Lihawa, 2011).
Proses Pembentukan Tanah
Pembentukan tanah di bagi menjadi empat tahap, yaitu :
1.      Batuan yang tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi secara langsung dengan atmsosfer dan hidrosfer. Pada tahap ini lingkungan memberi pengaruh terhadap kondisi fisik. Berinteraksinya batuan dengan atmosfer dan hidrosfer memicu terjadinya pelapukan kimiawi.
2.      Setelah mengalami pelapukan, bagian batuan yang lapuk akan menjadi lunak. Lalu air masuk ke dalam batuan sehingga terjadi pelapukan lebih mendalam. Pada tahap ini di lapisan permukaan batuan telah ditumbuhi calon makhluk hidup.
3.      Pada tahap ke tiga ini batuan mulai ditumbuhi tumbuhan perintis. Akar tumbuhan tersebut membentuk rekahan di lapisan batuan yang ditumbuhinya. Di sini terjadilah pelapukan biologis.
4.      Di tahap yang terakhir tanah menjadi subur dan ditumbuhi tanaman yang relatif besar.
Faktor Pembentukan Tanah
Ada beberapa faktor pembentukan tanah, diantaranya :
§  Iklim
Iklim adalah rata-rata cuaca semua energi untuk membentuk tanah datang dari matahari berupa penghancuran secara radio aktif yang menghasilkan gaya dan panas. Enegi matahari menyebabka terjadinya fotosintesis (asimilasi) pada tumbuhan dan gerakan angin menyebabkan transfirasi dan evaforasi (keduanya disebut evafotranspirasi).Akibat langsung dari gerakan angin terhadap pembentukan tanah yaitu berupa erosi angin dan secara tidak langsung berupa pemindahan panas.Komponen iklim yang utama adalah curah hujan dan suhu (temperatur).Faktor pembentukan tanah melalui iklim meliputi curah hujan dan suhu.
§  Curah Hujan
Pada umumnya makin banyak curah hujan maka keasaman tanah makin tinggi atau pH tanah makin rendah, karena banyak unsur-unsur logam alkali tanah yang terlindi misalnya, Na, Ca, Mg, dan K, dan sebaliknya makin rendah curah hujan maka makin rendah tingkat keasaman tanah dan makin tinggi pH tanah. Makin lembab suatu tanah maka makin jelek aerasinya dan juga sebaliknya, hal ini desebabkan karena adanya pergantian antara air dan udara dalam tanah.
Suhu (temperatur)
Suhu sangat berpengaruh bagi proses pembentukan tanah meliputi evapotranspirasi yang meliputi gerak air di dalam tanah, juga meliputi reaksi kimia bilamana suhu makin besar maka makin cepat pula reaksi kimia berlangsung.

§  Bahan Induk
Dalam proses pembentukan tanah juga terdapat bahan induk yang menyusun pembentukan tanah, bahan induk tersebut bersumber dari batuan dan bahan organik. Batuan dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang terjadi didalam membentuk kerak bumi, batuan pada umumnya tersusun atas dua mineral atau lebih. Berdasarkan cara terbentuknya batuan dapat dibedakan menjadi 3 jenis batuan, yaitu beku, batuan endapan dan batuan malihan.

§  Bahan Organik
Bahan organik brperan terhadap kesuburan tanah dan berpengaruh juga ketahanan agregat tahan.Juga bahan organik mempunyai pengaruh terhadap warna tanah yang menjadikan warna tanah coklat kehitaman.serta terhadap ketersediaan hara dalam tanah. Tumbuhan menjadi sumber utama bagi bahan organik, pada keadaan alami tumbuhan menyediakan bahan organik yang sangat besar, akibat pencernaan oleh mikro organisme bahan organik tercampur tercampur dalam tanah secara proses imfiltasi. Beberapa bentuk kehidupan seperti cacing, rayap, dan semut berperan penting dalam pengangkutan tanah.
Faktor yamg mempengaruhi bahan organik tanah yaitu, kedalaman tanah yang mentukan kadar bahan bahan organik yang ditentukan pada kedalaman 20 cm dan makin ke bawah makin berkurang, faktor iklim menyebabkan bilamana semakin rendahnya suhu maka makin tinggi pula bahan organik yang terkandung dalam tanah.

1.      Makhluk Hidup
Semua mahkluk hidup, baik hidupnya maupun sudah mati mempunyai pengaruh terhadap pembentukan tanah.Di antara makhluk yang paling berpengaruh adalah vegetasi karena jumlahnya banyak dan berkedudukan tepet untuk waktu yang lama, sedangkan hewan dan manusia berpengaruh tidak langsung melalui vegetasi.  Jasad remik (mikro organisme) dalam tanah mempunyai peranan dalam proses peruraian bahan organik menjadi unsur hara dapat diserap oleh akar tanaman dan pembentukan humus (bunga tanah). Cacing tanah sangat aktif dalam peruraian (dekoposisi) serasaah.Pada waktu malam hari cacing–cacing membawa guguran dedaunan dan rerumputan ke dalam lubang-lubangnya dan mencampur dengan mineral-mineral tanah.Sokresin yang dikeluarkan mengandung Ca lebih banyak daripada tanah disekitarnya.
Lubang-lubang cacing akan mempengaruhi aerasi dan perembesan air Semut-semut menyusup kedalam tanah dan mengangkut bahan-bahan dari dalam tanah kepermukaa tanah sambil membangun sarang-sarangnya berupa berupa bukit-bukit kecil di pertmukaan tanah dan sering pada batang-batang pohon. Rayap-rayap makan sisa-sisa bahan organik. Tikus dan binatang lain menggunakan tanah sebagai tempat tinggal dan tempat perlindungan. Manusia mempengaruhi pembentukan tanah melalui carapenggunaan tanahnya, terutama cara bercocok tanam, menentukan jemnis tanaman yang di tanam, cara pengolahan atau penggarapan, permukaan, cara pemanenan.
2.      Topografi
Topogarfi alam dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim.Pada tanah datar kecepatan pengaliran air lebih kecil daripada tanah yang berombak. Topografi miring mepergiat berbagai proses erosi air, sehingga membatasi kedalaman solum tanah. Sebaliknya genangan air di dataran, dalam waktu lama atau sepanjang tahun, pengaruh ilklim nibsi tidak begitu nampak dalam perkembangan tanah. Di daerah beriklim humid tropika dengan bahan induk tuff vulkanik, pada tanah yang datar membentuk tanah jenis latosol berwarna coklat, sedangkan di lereng pegununganakan terbentuk latosol merah.

3.      Waktu
Lamanya bahan induk mengalami pelapukan dan perkembangan tanah, memainkan peranan penting dalam menentukan jenis-jenis tanah terbentuk. Gunung berapi mengendapkan lava dan abu gunung disaat terjadi letusan gunung berapi tersebut, seringkali pengendapan lava ataupun terjadinya letusan gunung tidak terjadi pada waktu yang sama. Semua tingkatan perkembangan tanah dapat ditemukan kembali pada endapan-endapan itu.Di daerah beriklim tropika, pembentukan tanah dari bahan induk berupa abu gunung berapi berlangsung cepat, sehingga dalam waktu empat belas tahun sudah dapat terbentuk tanah yang cukup subur.


Profil dan Horizon Tanah
Pada suatu  profil tanah yang lengkap, dapat kita lihat beberapa lapisan yang membentuk  tanah.  Dan  lapisan–lapisan  tersebut pada  beberapa macam tanah dikenal  sebagai  horison  genesa  tanah   (lapisan  yang  terbentuk  di tempat itu sehubungan  dengan  berlangsungnya  proses  perombakan  bahan  induk  tanah). Adanya lapisan–lapisan di dalam tanah ini  karena  berlangsungnya  perombakan atau tingkat  perkembangan yang merupakan hasil perombakan yang tidak sama. Lain   halnya  dengan  tanah  yang  tergolong  Entisol,   disini   lapisan–lapisan merupakan hasil penimbunan bahan yang berasal dari tempat lain. Lapisan- lapisan yang terbentuk sebagaimana kita lihat pada profil tanah dapat dikatakan tidak selamanya tegas dan nyata sehingga kerap kali batas-batasnya agak kabur dan kejadian demikian akan meyulitkan peneliti  (Foth, 1991).
Profil tanah adalah penampang melintang (vertikal) tanah yang terdiri dari lapisan tanah (solum) dan lapisan bahan induk. Solum tanah adalah bagian dari profil tanah yang terbentuk  akibat proses pembentukan tanah (horison A dan B) (Hardjowigeno, 1993). Proses  pembentukan  tanah  akan menghasilkan  benda  alami  yang  disebut tanah. Penampang  vertikal tanah  tersebut  menunjukkan  susunan  horison  yang  disebut profil tanah.  Sedangkan  horison-horison di atas bahan induk seluruhnya disebut  solum.  Tiap  tanah  berkembang  dengan  baik  dan  masih  keadaan  asli mempunyai sifat-sifat profil yang khas. Sifat-sifat ini digunakan dalam klasifikasi dan penjajagan (survey) tanah dan sangat besar manfaatnya.Untuk menentukan pendapat tentang tanah, sifat-sifat profil perlu diperhatikan sebagai pertimbangan (Buckman, 1982).
Solum  menggambarkan   suatu  kedalaman  dibawah  permukaan  walaupun tidak  begitu  pasti. Tanah  didaerah  sedang memiliki kedalaman beberapa meter, dalam hal ini yang perlu diperhatikan  adalah  perubahan  dibawah  sub  soil yang  berangsur–angsur  bercampur  dengan  bagian  regolit  yang  kurang  mengalami suatu pelapukan. Bagian regolit dinamakan bahan induk untuk bisa membedakan dengan  lapisan yang  ada  diatasnya. Bahan induk ini mengalami pelapukan  dan bagian yang atas akan menjadi sub soil, sedangkan bagian bawah tergolong bagian yang disebut solum (Buckman, 1982).
Lapisan atas profil tanah biasanya cukup banyak mengandung bahan organik dan biasanya berwarna gelap karena penimbunan (akumulasi   bahan  organik tersebut. Lapisan dengan ciri-ciri demikian sudah umum dianggap sebagai daerah (zone) utama  penimbunan bahan organik yang  disebut  tanah  atas  atau  tanah olah.  Sub  soil  adalah  tanah  dibagian  bawahnya,   yang  mengalami  cukup pelapukan, mengandung sedikit bahan organik. Lapisan organik yang berlainan itu terutama dalam tanah yang sudah mengalami pelapukan mendalam di daerah lembab  (Buckman, 1982).
Tanah itu biasanya ada beberapa lapisan, akan tetapi dalam garis besar lapisan tanah itu dibagi menjadi empat yaitu :
1.      Lapisan tanah atas
Lapisan  ini tebalnya 10 – 30 cm, warnanya coklat sampai kehitam-hitaman, lebih gembur yang biasanya disebut tanah pertanian. Lapisan ini merupakan tempat pertumbuhan tanaman yang utama.Di sini hidup dan berkembangbiak semua jasad hidup tanah dan merupakan lapisan tanah yang tersubur.
2.      Lapisan bahan induk tanah
Lapisan ini mencolok warnanya, yaitu kemerah-merahan atau kelabu keputih-putihan. Lapisan ini disebut lapisan bahan induk tanah karena merupakan asal  atau induk dari lapisan tanah bawah. Lapisan ini dapat pecah dan dirubah dengan   mudah tetapi sukar ditembus akar.
3.      Lapisan Mineral
Pada lapisan ini terkandung berbagai bahan mineral.
4.      Lapisan batuan induk
Lapisan ini masih merupakan batuan pejal, belum mengalami proses pemecahan. Inilah merupakan bahan induk tanah yang mengalami perubahan beberapa proses dalam waktu yang cukup lama. Batuan ini jauh lebih dalam maka jarang kelihatan pada permukaan tanah. Tidak semua susunan tanah itu seperti apa yang telah diuraikan diatas  (Yutono, 1983).
Tanah itu pada berbagai tempat tebalnya tidak sama, tergantung dari letak tanah itu sendiri. Tanah yang baik untuk pertanian adalah tanah yang terletak didaerah lembah, sedang dilereng-lereng akan tampak lapisan bahan induk tanah atau lapisan batuan induk.
Terjadinya tanah dari batuan induk menjadi bahan induk tanah yang berangsur-angsur menjadi lapisan bawah yang akhirnya membentuk lapisan  tanah atas dimana memerlukan waktu yang lama bahkan berabad-abad. Adapun yang.menyebabkan batuan induk itu menjadi lapisantanah yang baik karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu : air, udara, tumbuh-tumbuhan, jasad hidup lain yang ada ditanah dan iklim  (Sugiman, 1982 ).
Profil tanah yang akan diamati, ciri-cirinya harus memenuhi syarat-syarat:  tegak (vertikal), baru artinya belum terpengaruh keadan luar, dan juga tidak memantulkan cahaya (profil tanah pada waktu pengamatan tidak langsung  terkena sinar matahari). Pengamatan dimulai dengan pengukuran dalamnya dari batas-batas horison dapat diketahui.Masing-masing horison dibedakan dari horison yang di atas atau di bawahnyaoleh ciri-ciri yang spesifik dan genetis. Meskipun di dalam menguraikan suatu profil tanah tidak mutlak, perlu memberi nama masing-masing horison. Pada garis besarnya horison-horison dapat dibedakan atas horison organic O dan horison mineral  A,  B,  C  dan  R (Darmawijaya, 1990).
Dilihat dari dekat susunan tanah itu terdiri dari beberapa lapisan yang kira-kira paralel dengan permukaan tanah dan disebut horizon-horizon, yaitu horizon A, B, C. Lapisan yang paling atas biasanya berwarna lebih gelap atau kehitaman, lebih subur, gembur, merupakan tempet pengolahan tanah dan disebut lapisan tanah atas (top soil) atau lapisan olah. Tebal lapisan ini 0-25 cm. Lapisan tanah yang langsung dibawahnya dan langsung di atas lapisan bahan induk (horizon C) disebut lapisan tanah bawah (sub soil).Lapisan ini lebih tebal dari lapisan tanah atas dan biasanya dibagi lagi ke dalam beberapa lapisan.Warnanya lebih muda dan lebih terang, lebih padat, sedang kandungan bahan organiknya lebih sedikit (Buckman dan Brady, 1982).
Setiap vertikal tanah berdiferensiasi membentuk horizon - horizon (lapisan - lapisan) yang berbeda - beda baik dalam morfologis seperti ketebalan dan warnanya, maupun karakteristik fisik, kimiawi, dan biologis masing - masingnya sebagai konsekuensi bekerjanya faktor - faktor lingkungan terhadap : (1) bahan induk asalnya maupun (2) bahan - bahan eksternal, berupa bahan - bahan organik sisa biota yang hidup diatasnya dan mineral non bahan induk (Hanafiah, 2005).
Uraian profil tanah dimulai dengan menentukan letak batas horison, mengukur tebalnya dan mengamati profil tanah secara keseluruhan. Pada dasarnya horison tanah mempunyai cirri-ciri yang juga dihasilkan oleh proses pedogenesis tanah (Fitzpatrick, 1980). Tanah terdiri dari lapisan berbeda horisontal, pada lapisan yang disebut horizon.Mulai dari bahan yang kaya organik lapisan atas (humus dan tanah) sampai ke lapisan yang rocky (lapisan tanah sebelah bawah, dan regolith bedrock).


Gambar  Profil Tanah
Keterangan:
Horizon O
a.       Lapisan atas, lapisan olah, lapisan humus
b.      Lapisan teratas suatu penampang tanah, yang biasanya banyak mengandung Bahan Organik (BO) sebagai hasil dekomposisi seresah sehingga warnanya gelap.
c.       Merupakan lapisan utama

Horizon A
Horison mineral ber BOT sehingga berwarna agak gelap

Horizon E
Horison mineral yang telah tereluviasi (tercuci) sehingga kadar (BOT, liat silikat, F dan Al rendah) tetapi pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten lainnya tinggi, berwarna terang.

Horizon B
a.       Horrison Illuvial atau horison tempat terakumulasinya bahan-bahan yang tercuci dari horison diatasnya (akumulasi bahan eluvial)
b.      Ketebalan lapisan > horizon A
c.       Horizon B dibagi menjadi beberapa sub lapisan:
1)      Sub lapisan B1: daerah peralihan horizon (warna agak gelap)
2)      Sub lapisan B2: daerah kandungan kapur tinggi (warna terang)
3)      Sub lapisan B3: daerah penimbunan unsure Fe missal Fe2O3 (warna merah)

Horizon C
a.       Horizon C atau lapisan batuan induk merupakan hasil pelapukan dan penghancuran oleh iklim terhadap batuan induk yang berlangsung lama.
b.      Sifatnya mirip batuan induk
Horizon R (bedrock)
a.       Merupakan dasar tanah yang terdiri dari batuan yang sangat pejal dan belum mengalami pelapukan.
b.      Kegunaan profil tanah :
1)      Untuk mengetahui kedalaman lapisan olah (Lapisan Tanah Atas = O-A) dan solum(O-A-E-B).
2)      Untuk mengetahui kelengkapan atau differensiasi horison pada profil.
3)      Untuk mengetahui warna tanah.
Morfologi Tanah
1.      Parameter Fisika
a.       Warna Tanah
Warna merupakan salah satu sifat fisisk tanah yang lebih banyak digunakan untuk pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyaiefek langsung terhadap tanaman tetapi secara tidak langsung berpengaruh lewat dampaknya terhadap temperatur dan kelembaban tanah.
Warna tanah dapat meliputi putih, merah, cokelat, kelabu,kuning danhitam, kadangkala dapat pula berwarna kebiruan atau kehijauan.Kebanyakan tanah mempunyai warna yang tak murni tetapi campuran kelabu, coklat, dan bercak (rust).Kerapkali 2-3 warna terjadi dalam bentuk spot-spot, disebut karatan (mottling).
Warna tanah merupakan komposit (campuran) dari warna-warnakomponen-komponen penyusunnya. Efek komponen-komponen terhadapwarna komposit ini secara tidak langsungproporsional terhadaptotal permukaan tanah yang setara dengan luas permukaan spesifik dikali proporsi volumetric masing-masingnya terhadap tanah, yang bermaknamateri koloidal mempunyai dampak terbesar terhadap warna tanah,misalnya humus dan besi-hdroksida yang secara jelas menentukan warnatanah. Besi-oksida berwarna merah, coklat-karatan atau kuningtergantung derajat hidrasinya, besi tereduksi berwarna biru-hijau, kuarsaumumnya berwarna putih.Batukapur berwarna putih, kelabu, atau kadang olive-hijau, dan feldspar mempunyai banyakwarna tetapidominan merah.Liat berwarna kelabu, putih atau merah, tergantung tipedan proporsi mantel-besinya.
Karatan merupakan warna hasil pelarutan dan penggerakan beberapakomponen tanah, khususnya besi (Fe) dan mangan (Mn), selamamusim hujan, yang kemudian mengalami presipitasi (pengendapan) dandeposisi (perubahan posisi) ketika tanah mengalami pengeringan. Hal initerutama dipicu oleh terjadinya:
1.      Reduksi besi dan mangan ke bentuk larutan.
2.      Oksidasi yng menyebabkan terjadinya presipitasi.
Karatan berwarna terang hanya sedikit terjadi pada tanah yang rendahkadar kadar besi atau mangannya, sedangkan karatan berwarna gelapterbentuk apabila besi dan mangan tersebut mengalami presipitasi.Karatan-karatan yang terbentuk ini tidak segera berubah meskipun telahdilakukan perbaikan drainase.
Warna merupakan indikator kondisi iklim tempat tanah berkembangatau asal bahan induknya, tetapi pada kondisi tertentu warna sering pula digunakan sebagai indikator kesuburan atau kapasitas produktivitas lahan,secara umum dikatakan bahwa makin gelap tanah, berarti makin tinggi produktivitasnya, dengan berbagai pengecualian mempunyai urutan: putih, kuning, kelabu,merah,coklat-kekelabuan, coklat-kekaratan, coklat, dan hitam.
Pada tanah-tanah muda, warna merupakan indikator jenis bahaninduknya, sedangkan pada tanah-tanah tua, merupakan indikator iklimtempat berkembangnya, baik makro maupun iklim tanah. Iklim hangatakan mengahasilkantanah-tanah berwarna merah, khususnya jika tanah berdrainase baik. Warna terang kerapkali merupakan hasil intensifnya pelindian besi dari tanah, yang umumnya bersamaan dengan hilangnya berbagai unsur hara, sehingga tanah berwarna terang sering dikaitkandengan rendahnya produktivitas.


Klasifikasi Warna Tanah
 Dalam pengklasifikasian warna tanah, metode yang telah dikenal luas oleh banyak Soil Specialist adalah adalah “Sistem Munsell”, yang membedakan warna secara langsung dendan batuan kolom-kolom warnastandar. Warna ini dibedakan berdasarkan tiga faktor basal (basic) berupakomponen warna, yaitu hue, value, dan croma, yang mendasari penyusunan variasi warna pada kartu-kartu Munsell:
Hue merujuk pada spektral atau kualitas warna yang dominan, yangmerupakan pembeda antara merah, kuning, dan lainnya.dalam hue iniwarna dipilah menjadi 10 warna, yaitu: Y (  yellow =kuning), YR ( yellow- red) , R ( red =merah), RP (red  – purple), P ( purple =ungu), PB(  purple - brown), B ( brown = coklat), BG (brown – gray), G (gray =kelabu), GY ( gray – yellow). Kemudian setiap warna ini dibagi menjadikisran hue: 0-2,5; 2,5-5,0; 5,0-7,5 dan 7,5-10, yang pad kurun waktuhanya tetulis 2,5; 5,0; 7,5dan 10.
Value atau brilliance (kecemerlangan) yang mengekspresikan variasi berkas sinar yang terjadi jika dibandingkanwarna putih absolut.Value inimerujuk pada gradasi warna dari putih (skala 10) ke hitam (skala 0).
Croma didefinisikan sebagai gradasi kemurnian dari warna, atauderajat pembeda adanya perubahan warna dari kelabu atau putih netral(skala 0) ke warna lainnya (skala 19).
b.      Tekstur Tanah
Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah(separat) yang diyatakansebagai perbandingan proporsi (%) relatif antarafraksi pasir ( sand  ) (berdiameter 2,00-0,20 mm atau 200-2  Âµm ) debu (silt) (berdiameter 0,20-0,002 mm atau 200-2 Âµm) dan liat (clay)(<2 Âµm. Partikel berukuran di atas 2 mm seperti kerikil dan bebatuan kecil tidak tergolong fraksi tanah, tapi menurut Lal (1979) harus diperhitungkandalam evaluasi tekstur tanah. Klasifikasi ukuran, jumlah dan luas permukaan fraksi-fraksi tanah menurut sistem USDA dan SistemInternasional.
Makin kecil ukuran separat berarti makin banyak jumlah dan makin banyak luas permukaannya per satuan bobot tanah, yang menunjukkanmakin padatnya partikel-partikel per satuan volume tanah. Hal ini berartimakin banyak ukuran pori mokro yang terbentuk, sebaliknya jika ukuan separat makin besar tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai pori-pori makro (besar) (disebut lebih poreus), tanah yang didominasioleh debu akan banyak mempunyai pori-pori (sedang) ( agak poreus),sedangkan tanah yang didominasi oleh liat akan banyak mempunyai pori- pori mikro (kecil) atau tidak poreus. Hal ini berbanding terbalik denganluas permukaan yang terbentuk, luas permukaan mencerminkan luas situsyang dapt bersentuhan dengan air, energi atau bahan lain, sehingga makindominan fraksi pasir akan makin kecildaya menahan tanah terhadap ketiga material ini. Dan sebaliknya jika liat yang dominan. Sebagaihasilnya maka:
1.      Makin poreus tanah akan makin mudah akar untuk berpenetrasiserta makin mudah air dan udara untuk bersirkulasi, tapi makincepat pula air untuk hilang dari tanah, dan sebaliknya.
2.      Makin tidak poreus tanah akan makin sulit akar untuk  berpenetrasi serta makin sulit air dan udara untuk bersirkulasi,tetapi air yang ada tidak mudah hilang dari tanah.
3.      Oleh karena itu, maka tanah yang baik dicerminkan olehkomposisi ideal dari kedua kondisi ini, sehingga tanah bertekstur debu dan lempung akan mempunyai ketesediaan yangoptimum bagi tanaman, namun dari segi nutrisi tanah lempunglebih baik dari tanah bertekstur debu.

Berdasarkan kelas teksturnya maka tanah digolongkan menjadi:
°         Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir bearti tanah yangmengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir  berlempung (3 macam).
°         Tanah bertekstur halus atau tanah berliat bearti tanah yangmengandung minimal 37,5% liat atau bertekstur liat liat berdebuatau liat berlempung (3 macam).
Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung, terdiri dari:
°         Tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar meliputi tanahyang bertekstur lempung berpasir ( sandy loam) atau lempung berpasir halus (dua macam).
°         Tanah bertekstur sedang meliputi yang bertekstur lempung berpasir sangat halus, lempung (loam), lempung berdebu (silty loam ) atau debu (silt) (4 macam).
°         Tanah bertekstur sedang tetapi agak halus mencakuplempung liat (clay loam) lempung liat berpasir (sandy- clay loam) atau lempung liat berdebu (sandy- silt loam) (3macam).

Di lapangan tekstur tanah dapat ditetapkan berdasarkan indera perasam (kulit jari jempol atau telunjuk) yang membutuhkan pengalamandan kemahiran, makin peka indera perasa ini, hasil penetapannya makinmendekati kebenaran atau makin identik dengan dengan hasil penetapandi laboratprium. Cara ini disebut metode rasa, dilakukan denganmengambil sebongkah tanah seberat kira-kira 10 g, pecahkan perlahan, basahi dengan air secukupnya, lalu pijit di antara jempol dantelunjuk,geser-geserkan jari telunjuk sambil merasai derajat kekasaran,kelicinan, dan kelengketan partikel-partikel tanah. Melalui perbandinganrasa ketiganya maka secara kasar tekstur tanah dapat diperkirakan,misalnya indera kulit merasakan partikel-partikel:
1.      Terasa kasar, tanpa rasa licin dan tanpa rasa lengket, serta tidak  bisa membentuk gulungan atau lempengan kontinu, maka berarti tanah bertekstur pasir.
2.      Sebaliknya jika partikel tanah terasa halus, lengket dan dapatdibuat gulungan atau lempengan kontinu, maka berarti tanah bertekstur liat.
3.      Tanah bertekstur debu akan mempunyai partikel-partikel yangterasa agak halus dan licin tetapi tidak lengket, serta gulunganatau lempengan yang terbentuk rapuh dan mudah hancur.
4.      Tanah bertekstur lempung akan mempunyai partikel-partikelyang mempunyai rasa ketiganya secara proporsional, apabila yang lebih dominan adalah sifat pasir, maka berarti tanah bertekstur lempung berpasir, dan seterusnya.
Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:
1.      Apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir(Sandy).
2.      Apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi mudah sekali hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir Berlempung (Loam Sandy).
3.      Apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berpasir (Sandy Loam).
4.      Apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk agak teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung (Loam).
5.      Apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berdebu (Silty Loam).
6.      Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Debu (Silt).
7.      Apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk   gulungan yang agak mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berliat (Clay Loam)
8.      Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Liat Berpasir (Sandy-Clay-Loam).
9.      Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Liat Berdebu (Sandy-silt loam).
10.  Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat Berpasir (Sandy-Clay).
11.  Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat Berdebu (Silty-Clay).
12.  Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat (Clay).

Tanah bertekstur halus didominasi oleh tanah liat dengan tekstur yang lembut dan licin yang memiliki permukaan yang lebih halus dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar yang biasanya berbentuk pasir. Sehingga tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas dalam proses penyerapan unsur-unsur hara yang lebih besar dibandingkan dengan tanah yang bertekstur kasar. Namun, pada tanah bertekstur lembut ini umumnya lebih subur dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar.Karena banyak mengandung unsur hara dan bahan organic yang dibutuhkan oleh tanaman serta mudah dalam menyerap unsur hara. 
Sedangkan pada tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju infiiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian tanah bertekstur halus memiliki kapasitas memegang air yang lebih besar daripada tanah pasir karena memiliki permukaan yang lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air (water retension). Tanah-tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang lebih banyak, yang berfungsi dalam pergerakkan udara dan air.
Semakin halus tekstur tanahnya maka kapasitas adsorpsi menahan unsur -unsur hara lebih besar, dan lebih banyak mengandung unsure hara dan bahan organik yang dibutuhkan tanaman, kapasitas memegang air juga lebih besar sebab memiliki permukaan yang lebih luas.Sedangkan tanah bertekstur kasar memiliki laju infiltrasi yang cepat dan lebih porus. Sehingga unsure hara akan ikut hanyut dan yang tertahan didalam tanah semakin sedikit.
Peran tekstur tanah mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman, hasil penelitian pengaruh terkstur tanah terhadap produksi jagung dan kentang menunjukkan bahwa jagung ideal tumbuh pada tanah bertekstur lempung berpasir ketimbang yang bertekstur liat dan pasir  berlempung. Namun keduanya ideal pada tanah bertekstur pasir apabila disertai dengan irigasi.Pada kondisi tanpa irigasi, tanah lempungmemberikan sifat-sifat fisik yang baik sebagaimana diuraikansebelumnya, sehingga sistem perakarannya leluasa untuk berkembang.
c.       Struktur Tanah
Apabila tekstur mencerminkanukuran partikel dari fraksi- fraksitanah, maka struktur merupakan kenampakan bentuk atau susunan partikel- partikel primer tanah (pasir, debu, dan liat individual) hingga partikel- partikel sekunder (gabungan partikel- partikel primer yang disebut ped (gumpalan) yang membentuk agregat (bongkah). Tanah yang partikel- partikelnya belum bergabung, terutama yang bertekstur pasir,disebut tanpa struktur atau berstruktur lepas, sedangkan tanah bertektur liat, yang terlihat masif (padu tanpa ruang pori, yang lembek jika basahdan keras jika kering) atau apabila dilumat dengan air membentuk pastadisebut juga tanpa struktur.
Struktur tanah berfungsi memodifikasi pengaruh teksturterhadapkondisi drainase atau aerasi tanah, karena susunan antarped atau agregattanah akan menghasilkan ruang yang lebih besar ketimbang susunan tarpartikel primer.oleh karena itu, tanah yang bertekstur baik akanmempunyai kondisi drainase dan aerasi yang baik pula, sehingga lebih memudahkan sistem perakaran tanaman untuk berpenetrasi danmengabsorbsi (menyerap) hara dan air, sehingga pertumbuhan dan produksi menjadi lebih baik.
Di lapangan, struktur tanah dideskripsikan menurut:
1.      Tipe, indikator dan susunan ped, yaitu: bulat, lempeng, balok,dan prisma.
2.      Kelas, indikator bentuk struktur yang terbentuk dari ped-ped penyusunnya, menghasilkan 7 tipe struktur tanah.
3.      Gradasi, indikator derajat agregasi atau perkembangan struktur,yang dibagi menjadi:
a.       Tanpa struktur, jika agregasi tak terlihat atau berbatas tidak  jelas atau baur dengan batas-batas ilmiah.
b.      Lemah, jika ped sulit terbentuk tetapi terlihat.
c.       Sedang, jika ped dapat terbentuk dengan baik, tahan lamadan jelas, tetapi tidak jelas pada tanah utuh.
d.      Kuat, jika pedkuat, pada tanah utuh jelas terlihat danantarped terikat lemah namun tahan jika dipindahkan danhanya terpisah apabila tanah terganggu.

Struktur tanah dikelompokkan dalam 6 bentuk. Keenam bentuk tersebut adalah:
1.      Granular yaitu struktur tanah yang berbentuk granul, bulat dan porous. Struktur ini terdapat di horison A.
2.      Gumpal (blocky) yaitu struktur tanah yang berbentuk gumpalmembulat dan gumpal bersudut, bentuknyamenyerupai kubusdengan sudut - sudut membulat untuk gumpal membulat dan bersudut tajam untuk gumpal bersudut, dengan sumbu horizontal setara dengan sumbu vertikal. Struktur ini terdapat di horison B pada tanah iklim basah.
3.      Prisma (prismatik) yaitu struktur tanah dengan sumbu vertical lebih besar dari sumbu horisontal dengan bagian atasnya rata.Struktur ini terdapat di horison B pada tanah iklim kering.
4.      Tiang (columnar) yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikallebih besar daripada sumbu horisontal dengan bagian atasnyamembulat. Struktur ini ada di horison B pada tanah kering.
5.      Lempeng (platy) yaitu struktur tanah dengan sumbu vertical lebih kecil daripada sumbu horisontal. Struktur ini ada di horizon A2 atau pada lapisan padas liat.
6.      Remah (single grain) yaitu struktur tanah dengan bentuk bulatdan sangat porous, struktur ini ada di horison A.
Struktur tanah sangat memengaruhi sifat dan keadaan tanah, seperti antara lain gerakan air, lalu lintas panas, aerasi. Oleh karena itu tata air, pernafasan akar tanaman dan penetrasi akar tanaman banyak ditentukan oleh struktur tanah. Sehingga, akan sulit untuk mengamati struktur tanah pada lahan garapan. Struktur tanah bersama dengan tekstur tanahmenentukan pula drainase tanah.Horison yang pejal mempunyai drainaseyang sangat buruk, horison semacam ini dapat dipecahkan menjadi fragmen bukan ped. Subsoil yang mempunyai struktur semacam inisebaiknya digunakan untuk jalan air, irigasi ataupun bendungan air.

Mekanisme Pembentukan Struktur
Struktur dapat mulai berkembang dari butiran tunggal atau dari bentuk masif.Apabila berasal dari butir-butir tunggal, maka perkembangannya dimulai dari pengikatan partikel-partikel tanahmembentuk cluster (gerombol) yang kemudian menjadi ped. Limamekanisme utama yang menyatukan partikel-partikel ini meliputi:
1.      Aktivitas penetrasi akar pada saat berkembang.
2.      Pergerakan air yang mengikuti arah perkembangan akar menyebabkan tejadinya pengikisan dan pemecahan tanah yangmkemudian memicu pembentukan ped.
3.      Aktivitas keluar-masuknya fauna tanah.
4.      Pembahasan dan pengeringan yang merenggangciutkan partikel- partikel.
5.      Pencairan dan pembekuan yang juga merenggangciutkan partikel-partikel.
Stabilitas ped yang terbentuk (juga agregat) tergantung pada duakondisi, yaitu:
1.      Ketuhan tanah permukaan ped pada saat rehidrasi
2.      Kekuatan antarkoloid-partikel di dalam pedpada saat basah.
d.      Konsistensi
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan dayakohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain (Hardjowigeno, 1992).
Konsistensi tanah adalah derajat kohesi dan adhesi di antara partikel -partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah (Isa D, 1997).
Macam - macam Konsistensi Tanah
1.      Konsistensi Basah
a.       Tingkat Kelekatan, yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya   adhesi antara butir-butir tanah dengan benda lain, ini dibagi3 kategori:
1)      Agak Lekat yaitu dicirikan sedikit melekat pada jaritangan atau benda lain.
2)      Lekat yaitu dicirikan melekat pada jari tangan atau benda lain.
3)      Sangat Lekat yaitu dicirikan sangat melekat pada jaritangan atau benda lain.
                                            
b.      Tingkat Plastisitas (keliatan), yaitu menunjukkankemampuan tanah membentuk gulungan, ini dibagi 4kategori berikut:
1)      Tidak Plastis yaitu dicirikan tidak dapat membentuk gulungan tanah.
2)      Agak Plastis yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan - gulungan kecil yang mudah diubah bentuknya.
3)      Plastis yaitu dicirikan dapat membentuk gulungantanah kecil dan diperlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut.
4)      Sangat Plastis yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah kecil dan hanya dapat diubah bentuknya dengan pijatan kuat.
2.      Konsistensi Lembab
Pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang,konsistensi dibagi 6 kategori sebagai berikut:
a.       Lepas yaitu dicirikan tanah tidak melekat satu samalain atau antar butir tanah mudah terpisah (contoh:tanah bertekstur pasir).
b.      Sangat Gembur yaitu dicirikan gumpalan tanah mudahsekali hancur bila diremas.
c.       Gembur yaitu dicirikan dengan hanya sedikit tekanansaat meremas dapat menghancurkan gumpalan tanah.
d.      Teguh yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan agak kuat saat meremas tanah tersebut agar dapatmenghancurkan gumpalan tanah.
e.       Sangat Teguh yaitu dicirikan dengan diperlukannyatekanan berkali-kali saat meremas tanah agar dapatmenghancurkan gumpalan tanah tersebut.
f.       Sangat Teguh Sekali yaitu dicirikan dengan tidak hancurnya gumpalan tanah meskipun sudah ditekan berkali-kali saat meremas tanah dan bahkan diperlukanalat bantu agar dapat menghancurkan gumpalan tanahtersebut.

3.      Konsistensi Kering
Penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanahkering udara, ini dibagi 6 kategori sebagai berikut:
a.       Lepas yaitu dicirikan butir-butir tanah mudah dipisah- pisah atau tanah tidak melekat satu sama lain (misalnyatanah bertekstur pasir).
b.      Lunak yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah hancur  bila diremas atau tanah berkohesi lemah dan rapuh,sehingga jika ditekan sedikit saja akan mudah hancur.
c.       Agar Keras yaitu dicirikan gumpalan tanah baru akanhancur jika diberi tekanan pada remasan atau jikahanya mendapat tekanan jari-jari tangan saja belummampu menghancurkan gumpalan tanah.
d.      Keras yaitu dicirikan dengan makin susah untuk menekan gumpalan tanah dan makin sulitnya gumpalanuntuk hancur atau makin diperlukannya tekanan yang lebih kuat untuk dapat menghancurkan gumpalantanah.
e.       Sangat Keras yaitu dicirikan dengan diperlukantekanan yang lebih kuat lagi untuk dapatmenghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanahmakin sangat sulit ditekan dan sangat sulit untuk hancur.
f.       Luar Biasa Keras yaitu dicirikan dengan diperlukannyatekanan yang sangat besar sekali agar dapatmenghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah baru bisa hancur dengan menggunakan alat bantu(pemukul).

e.       Drainase Tanah
Drainase Tanah:adalah lamanya kondisi tergenang / jenuh air, bukan merupakan ukuran berapa cepat air terbuang dari tanah air dapat hilang melalui permukaan tanah maupun melalui peresapan ke dalam tanah. Berdasarkan atas klas drainasenya, tanah dibedakan menjadi klas drainase terhambat(tergenang) sampai sangat cepat (air sangat cepat hilang dari tanah).
Klas drainase ditentukan di lapang dengan melihat adanya gejala-gejala pengaruh air dalam penampang tanah. Gejala-gejala tersebut antara lainadalah warna pucat, kelabu, atau adanya becak-becak karatan. Warna pucat atau kelabu kebiru-biruan menunjukkan adanya pengaruh genangan air yang kuat, sehingga merupakan petunjuk adanya tanah berdrainase buruk.Adanya karatan menunjukkan bahwa udara masih dapat masuk ke dalam tanah setempat-setempat sehingga terjadi oksidasi di tempat tersebut dan terbentuk senyawa- senyawa Fe+++ yang berwarna merah.Bila air tidak pernah menggenang sehingga tata udara dalam tanah selalu baik, maka seluruh profil tanah dalam keadaan oksidasi (Fe+++).Oleh karena itu seluruh tanah umumnya berwarna merah atau cokelat.
Keadaan drainase tanah menentukan jenis tanaman yang dapat tumbuh. Sebagai contoh, padi dapat hidup pada tanah-tanah dengan drainase buruk, tatapi jagung, karet, cengkeh, kopi dan lain-lain tidak akan dapat tumbuh dengan baik kalau tanah selalu tergenang air.


Parameter Kimia
a.       pH Tanah
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH.Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hydrogen (H+) di dalam tanah. Semakin tinggi kadar ion H+di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Hal ini berbanding terbalik dengan ion OH- di dalam tanah.Pada tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak dari H+. Bila kandungan ion H+sama dengan OH- maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH=7.
Pentingnya pH tanah adalah untuk :
1)      Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap oleh tanaman
2)      Menunjukkan kemungkinan adanya unsure-unsur beracun
3)      Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme
Penentuan pH diperlukan untuk menaksir lanjut tidaknya perkembangan tanah juga diperlukan dalam penggunaan tanahnya, terutama untuk tanah pertanian.
Pada umumnya tanah yang telah berkembang lanjut dalam daerahiklim basah mempunyai pH yang rendah, makin lanjut umurnya makinasam.Sebaliknya tanah didaerah kering, penguapan yang terjadimenyebabkan tertimbunnya unsur - unsur basa dipermukaan tanah karena besarnya evaporasi dibandingkan dengan presipitasi, sehingga makinlanjut tanah makin tinggi pH-nya.Akan tetapi pada umunya di daerahkering (arid) jarang ditemukan tanah yang senantiasa tetap padatempatnya, mengingat angin yang senatiasa bertiup sebagai akibat perubahan iklim yang besar.Selain itu pertumbuhan tanaman sangatdipengaruhi oleh pH tanah, namun tidak semua jenis tanaman mampudipengaruhi oleh pH.
Pengamatan pH tanah dapat dikerjakan secara elektrimetrik dankolorimetrik, baik di laboratorium maupun di lapangan.
Elektrometrik ditentukan antara lain dengan pH meter Beckman, sedang kolorimetrik dapat dikerjakan dengan kertas pH, pasta pH, dan larutan pH universal.Secara lebih terperinci pH tanah dapat diukur menggunakan larutan- larutan indikator seperti:
(1)   Bromkresol untuk pH antara 3,8 - 5,6
(2)   Khlorphenol merah untuk pH antara 5,2 – 6,8
(3)   Bromthinol biru untuk pH antara 6,0 – 6,8
(4)   Phenol merah untuk pH antara 6,8 – 8,4
(5)   Kresol merah untuk pH antara 7,2– 8,8
(6)   Thimol biru untuk pH antara 8,0 – 9,5
                                                         
b.      Kandungan kapur
Kandungan kapur sangat berhubungan dengan keberadaan kalsiumdan magnesium tanah. Tanah yang memiliki kandungan kapur yangtinggi, belum tentu tanah tersebut juga memiliki tingkat kesuburan yangtinggi, bisa juga suatu kapur itu menjadi racun karena kapur akanmenyerap unsur hara dari dalam tanah, dimana unsur hara tersebutdibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Kadar kapur tertinggisampai terendah adalah tanah alfisol, entisol, vertisol, rendzina, danultisol.
Kandungan kapur dari setiap jenis tanah berbeda-beda.Bahkankandungan kapur dari lapisan atas tentu berbeda dengan lapisan di bawahnya. Hal ini disebabkan oleh adanya proses pelindian kapur padalapisan atas oleh air yang akan diendapkan pada lapisan bawahnya. Selainitu keberadaan kapur tanah sangat dipengaruhi oleh batuan induk yangada disuatu lokasi.



Parameter Biologi
a.       Kandungan bahan organik

Dalam suatu tanah, kadar bahan organik diwujudkan dengan warnakelam dan dalamnya penyebaran bahan organik sangat tergantung pada jenis vegetasi yang tumbuh diatasnya. Semakin banyak kandungan bahanorganiknya maka tanah akanmenjadi lebih gelap. Sebaliknya jika dalamsuatu tanah kandungan bahan organiknya tidak terlalu banyak maka tanahakan terlihat lebih cerah. Kandungan bahan organik sendiri sangat bermanfaat bagi perkembangan tanah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar