A.
METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI
1.
Meteorologi
Berasal dari kata Yunani, yaitu meteoros(benda yang ada
di dalam udara) dan logos (ilmu atau kajian).
Pengertian meteorologi adalah:
a.
Ilmu yang mempelajari proses fisis dan gejala cuaca yang terjadi di dalam
atmosfer terutama pada lapisan bawah, yaitu Troposfer (Bayong, 1999: 3),
b.
Ilmu yang mempelajari atmosfer yang menyangkut keadaan fisis dan dinamisnya
serta interaksinya dengan permukaan bumi di bawahnya (Susilo, 1996: 8a)
Kajian meteorologi perlu dipelajari oleh mereka yang berkecimpung dalam
bidang geografi, pertanian, kehutanan, teknik sipil, trasportasi darat, laut
maupun udara, telekomunikasi dan ilmu lingkungan pada umumnya.
2.
Klimatologi
Berasal
dari kombinasi dua kata Yunani, yaitu klima (kemiringan/slope khayal bumi yang mengarah pada
pengertian tempat ≈ letak garis lintang) dan logos (ilmu atau kajian).
Pengertian klimatologi adalah:
a. Ilmu
yang mempelajari iklim, yaitu melukiskan atau menguraikan danmenerangkan
hakekat iklim, distribusinya terhadap ruang serta variasinya terhadap waktu,
hubungannya dengan berbagai unsur lain dari lingkungan alam dan aktivitas
manusia (Susilo, 1996: 105),
b.
Ilmu
yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim diberbagai
tempat di bumi berbeda, dan bagaimana kaitan antara iklim dengan aktivitas
manusia,
c.
Ilmu
yang mempelajari jenis iklim di muka bumi dan faktor penyebabnya (Bayong, 1999:3)
B.
CUACA DAN IKLIM
1.
Cuaca
adalah keadaan fisis atmosfer pada suatu tempat, pada
suatu saat.Keadaan fisis atmosfer ini dinyatakan dengan hasil pengukuran atau
pengamatan berbagai unsur cuaca (Susilo, 1996: 104).
Unsur Cuaca terdiri dari:
a.
suhu,
b.
curah
hujan,
c.
tekanan
udara,
d.
kelembaban
udara,
e.
arah
dan kecepatan angin,
f.
perawanan,
dan
g.
penyinaran
matahari serta yang lainnya (Susilo, 1996: 104)
2.
Iklim
adalah keadaan yang mencirikan atmosfer (yaitu hasil
pengukuran atau pengamatan berbagai unsur cuaca) pada suatu daerahdalam
jangkawaktu yang cukup lama, yaitu ± 30 tahun. Jangka waktu
tersebutdianggapcukup lamauntuk meratakan fluktuasi skala kecil (Susilo, 1996:
104).
C.
UNSUR
CUACA DAN IKLIM
»
Angin
1.
Pengertian Angin
Angin adalah pergerakan udara
pada arah horisontal atau hampir horisontal (Soekardi dkk., 1986:62), sedang
Benyamin (2002: 143) menjelaskan bahwa angin adalah massa udara yang bergerak
secara horisontal maupun secara vertikal dengan kecepatan yang bervariasi dan
berfluktuasi secara dinamis.
Campbell (1986) menjelaskan bahwa
ada 3 sifat angin yang dapat dirasakan secara langsung oleh orang awam, yaitu:
a.
angin menyebabkan tekanan terhadap permukaan yang
menentang arah angin,
b.
angin mempercepat pendinginan dari benda yang panas,
dan
c.
kecepatan angin sangat beragam dari tempat ke tempat
lain dan dari waktu ke waktu.
2.
Ragam Angin
Ragam angin dapat dibedakan
sebagai berikut:
a.
Angin Laut dan Angin Darat adalah sebagai akibat perbedaan sifat
termal/pemanasan antara permukaan daratan dan permukaan air laut, karena
terjadi reaksi atau tanggapan yang berbeda terhadap radiasi matahari. Penyebab
tanggapan yang berbeda antara permukaan daratan dan permukaan laut terhadap
radiasi matahari adalah:
1)
albedo permukaan daratan pada umumnya lebih besar
daripada albedo permukaan lautan, berarti bahwa radiasi matahari yang jatuh di
permukaan daratan akan dipantulkan lebih banyak dibandingkan yang jatuh di
permukaan lautan,
2)
lautan bersifat transparan sehingga radiasi matahari
dapat menembus lebih dalam di lautan daripada di daratan,
3)
perpindahan bahang/panas di dalam air selain dengan
cara konduksi juga dengan cara yang lebih efisien dan cepat yaitu dengan cara
konveksi, sehingga lautan mempunyai kecenderungan untuk menyimpan bahang yang
diterimanya, sedang perpindahan bahang dengan cara konveksi pada daratan tidak
ada, sehingga mengembalikan ke atmosfer dengan cepat,
4)
bahang spesifik air/lautan lebih besar daripada
tanah/daratan, sehingga untuk kenaikan suhu yang sama pada air memerlukan lebih
banyak energi bahang daripada tanah kering dengan massa yang sama. Oleh karena
itu, pada penyinaran matahari yang sama, suhu daratan lebih tinggi daripada
suhu lautan,
5)
penguapan dari permukaan lautan berlangsung terus
menerus, sedang pada permukaan daratan penguapannya hanya berlangsung pada
waktu daratan dalam keadaan basah.
|
b.
Angin Lembah dan Angin Gunung
Perbedaan pemanasan juga
terjadi antara lembah dan gunung, karena perbedaan luas lereng gunung dan
lembah, sehingga terdapat perbedaan jumlah panas yang diterima pada satuan
waktu. Pada siang hari terdapat pemanasan yang lebih cepat pada lereng gunung,
sehingga temperatur udaranya akan lebih besar daripada udara di lembah.
Perbedaan temperatur menyebabkan perbedaan tekanan udara, sehingga udara
mengalir dari lembah ke lereng gunung (angin lembah). Pada malam hari keadaan
menjadi sebaliknya, yaitu udara di lereng gunung lebih cepat menjadi dingin
sehingga tekanan udara di lereng gunung lebih besar daripada di lembah,
akibatnya udara mengalir dari lereng gunung menuju lembah (angin gunung).
c.
Angin Musim
Perbedaan pemanasan antara daratan dan lautan dalam skala besar, yaitu
antara benua dan samudra menyebabkan sirkulasi udara yang dinamai angin musim (monsoon/monsun),
seperti terjadi di Indonesia, Australia, Afrika dan Asia.
d.
Angin Pasat
Perbedaan pemanasan yang terjadi terus menerus antara daerah khatulistiwa
dengan daerah subtropika menyebabkan adanya perbedaan tekanan udara antara ke
dua tempat tersebut yang bersifat konstan, sehingga mengakibatkan pergerakan
udara dari ke dua daerah subtropika menuju khatulistiwa, pergerakan ini kekal
sepanjang tahun dan disebut angin pasat.
e.
Angin Lokal
Pada umumnya ada dua tipe angin lokal, yaitu angin panas dan angin
dingin. Angin panas dapat disebabkan oleh karena berasal dari daerah
sumber panas maupun oleh karena adanya pemanasan dinamis dari udara yang turun
dari daerah yang lebih tinggi, sedang Angin Dingin dapat berasal dari daerah
dingin atau oleh karena adanya aliran udara dari daerah tinggi ke daerah
lembah. Angin panas yang disebabkan oleh pemanasan dinamis dari udara yang
turun dari daerah yang lebih tinggi disebut dengan Angin Fohn, yang mempunyai sifat: kering,
suhu tinggi/panas, kecepatan angin kecang dan bersuara ribut.
|
Angin
Fohn di Indonesia banyak terdapat di berbagai daerah, karena:
1)
di Indonesia terdapat banyak pegunungan dengan
puncak yang tinggi,
2)
di Indonesia terdapat sirkulasi sekunder, yaitu
angin monsun yang cukup kuat sebagai pendorong mekanik bagi udara untuk menaiki
lereng pegunungan dan melewati puncak pegunungan.
3.
Kecepatan Angin
Kecepatan angin dalam
data klimatologi adalah kecepatan angin horisontal pada ketinggian 2 meter dari
permukaan tanah yang ditanami dengan rumput. Kecepatan angin pada dasarnya
ditentukan oleh perbedaan tekanan udara antara tempat asal dan tujuan angin
(sebagai faktor pendorong) dan resistensi medan yang dilaluinya.
Kecepatan angin di
permukaan bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah:
a.
Gradien Tekanan
Horisontal,
adalah perubahan tekanan per satuan jarak dengan arah horisontal dan tegak
lurus isobar, dengan makin besarnya gradien tekanan, maka kecepatan angin makin
besar,
b. Letak
Geografis,
untuk gradien tekanan yang sama di dekat khatulistiwa, kecepatan angin akan lebih
besar daripada yang jauh dari khatulistiwa,
c.
Ketinggian Tempat, untuk gradien tekanan
yang sama, makin tinggi tempatnya kecepatan anginnya makin besar,
d. Waktu, untuk gradien tekanan
yang sama, kecepatan angin yang dekat permukaan bumi waktu siang lebih cepat
daripada waktu malam, dan sebaliknya untuk yang makin jauh dari permukaan bumi.
4.
Kekuatan angin
Kekuatan
angin ditentukan oleh kecepatannya, makin cepat angin bertiup, makin besar
kekuatannya.
Tabel
8. Skala Beufort
Skala Beaufort
|
Kategori
|
Satuan dalam km/jam
|
Satuan dalam m/det
|
Satuan dalam knots
|
Keadaan di daratan
|
Keadaan di lautan
|
0
|
Udara Tenang
|
0
|
0,0-0,5
|
0
|
Asap bergerak secara vertikal
|
Permukaan laut seperti kaca
|
1
|
Angin sepoi
|
2-6
|
0,6-1,7
|
≤ 10
|
Tiang asap miring
|
riuk kecil terbentuk namun tidak
pecah; permukaan tetap seperti kaca
|
2
|
Angin lemah
|
7-12
|
1,8-3,3
|
Angin terasa di wajah; daun-daun
berdesir; kincir angin bergerak oleh angina
|
Ombak kecil mulai memanjang
|
|
3
|
Angin sedang
|
13-18
|
3,4-5,2
|
mengangkat debu dan menerbangkan
kertas; cabang pohon kecil bergerak
|
Ombak kecil mulai memanjang;
garis-garis buih sering terbentuk
|
|
4
|
Angin tegang
|
19-26
|
5,3-7,4
|
11~16
|
Dahan–dahan bergerak
|
Ombak kecil mulai memanjang;
garis-garis buih sering terbentuk
|
5
|
Angin keras
|
27-35
|
7,5-9,8
|
17~21
|
pohon kecil berayun; gelombang
kecil terbentuk di perairan di darat
|
Ombak ukuran sedang; buih
berarak-arak
|
6
|
Angin kuat
|
36~ 44
|
9,9-12,4
|
22~ 27
|
cabang besar bergerak; siulan
terdengar pada kabel telepon; payung sulit digunakan
|
Ombak besar mulai terbentuk, buih
tipis melebar dari puncaknya, kadang-kadang timbul percikan
|
7
|
Angin ribut
|
45~ 54
|
12,5-15,2
|
28 ~33
|
pohon-pohon bergerak; terasa sulit
berjalan melawan arah angin
|
Laut mulai bergolak, buih putih
mulai terbawa angin dan membentuk alur-alur sesuai arah angin
|
8
|
Angin ribut hebat
|
55~ 65
|
15,3-18,2
|
34~ 40
|
ranting-ranting patah; semakin
sulit bergerak maju
|
Gelombang agak tinggi dan lebih
panjang; puncak gelombang yang pecah mulai bergulung; buih yang terbesar
anginnya semakin jelas alur-alurnya
|
9
|
Angin badai
|
66~ 77
|
18,3-21,5
|
41~ 47
|
kerusakan bangunan mulai muncul;
atap rumah lepas; cabang yang lebih besar patah
|
Gelombang tinggi terbentuk buih
tebal berlajur-lajur; puncak gelombang roboh bergulung-gulung; percik-percik
air mulai mengganggu penglihatan
|
10
|
Angin badai hebat
|
73~ 90
|
21,6-25,1
|
48~ 55
|
jarang terjadi di daratan;
pohon-pohon tercabut; kerusakan bangunan yang cukup parah
|
Gelombang sangat tinggi dengan
puncak memayungi; buih yang ditimbulkan membentuk tampal-tampal buih raksasa
yang didorong angin, seluruh permukaan laut memutih; gulungan ombak menjadi
dahsyat; penglihatan terganggu
|
11
|
Angin taifun/ huricane
|
91 ~104
|
25,2-29,0
|
56~ 63
|
sangat jarang terjadi- kerusakan
yang menyebar luas
|
Gelombang amat sangat tinggi
(kapal-kapal kecil dan sedang terganggu pandangan karenanaya), permukaan laut
tertutup penuh tampal -tampal putih buih karena seluruh puncak gelombang
menghamburkan buih yang terdorong angin; penglihatan terganggu
|
12+
|
Angin Topan hebat
|
105 ke atas
|
29,0 ke atas
|
³64
|
Udara tertutup penuh oleh buih dan
percik air; permukaan laut memutuh penuh oleh percik-percik air yang
terhanyut angin; penglihatan amat sangat terganggu
|
»
Suhu Udara
1. Pengertian Suhu dan Skalanya
Suhu merupakan ukuran relatif dari kondisi termal yang
dimiliki oleh suatu benda (Benyamin, 2002: 88),Suhu atau temperatur adalah
ukuran relatif tentang panas dan dinginnya suatu benda (Soekardi dkk., 986:
35).Pengukuran suhu udara biasanya menggunakan dua skala, yaitu skala Celcius
dan skala Fahrenheit (titik lebur es 0oC/32oF sedang
titik didih air 100oC/212oF). Selain itu, dalam beberapa
penerapan menggunakan skala Kelvin (K) atau skala suhu mutlak. Nilai setiap
derajat pada skala mutlak sama dengan derajat Celcius ditambah 273, hal ini
karena nol mutlak adalah -273oC. Suhu Fahrenheit dapat diubah
menjadi derajat Celcius atau derajat Kelvin dan sebaliknya dengan konversi
sebagai berikut:
Dari Satuan
|
Konversi
|
||
CELCIUS
|
FAHRENHEIT
|
KELVIN
|
|
CELCIUS
|
-
|
(9/5)oC + 32
|
oC + 273
|
FAHRENHEIT
|
(oF – 32)/(9/5)
|
-
|
(5/9)oF + 255,2
|
KELVIN
|
oK – 273
|
(9/5)oK – 459,4
|
-
|
2.
Pengukuran
Suhu
a.
Instrumen
Pengukuran Suhu
Berdasarkan
prinsip kerjanya, termometer dapat dibedakan sebagai berikut:
1)
Termometer
Mekanik (mechanical thermometer),
yang terdiri dari: termometer air raksa, termometer alkohol dan termometer pita
metal ganda (bimetallic strip thermometer),
2)
Termometer
Elektrik (electrical thermometer),
yaitu termometer tahanan platina dan thermocouple,
3)
Termometer
Optik (optical thermometer), yaitu
termometer inframerah
b.
Penghitungan
Hasil Pengukuran Suhu
Suhu
udara harian rata-rata
didefinisikan sebagai rata-rata pengamatan suhu selama 24 jam yang dilakukan
tiap jam. Frekuensi pengamatan suhu dapat dilakukan sebanyak 8 kali, yaitu
setiap 3 jam sekali yang dimulai pada tengah malam (waktu 00.00), atau
dilakukan pengamatan sebanyak 4 kali setiap 6 jam sekali.
Suhu bulanan rata-rata adalah jumlah dari suhu harian rata-rata dalam 1 bulan
dibagi dengan jumlah hari dalam 1 bulan tersebut, sedang suhu tahunan rata-rata dihitung dari jumlah suhu bulanan rata-rata
dibagi dengan 12.
3.
Fluktuasi
Temperatur
a.
Fluktuasi
Temperatur Harian
Fluktuasi temperatur harian terjadi sebagai akibat adanya
neraca antara radiasi matahari yang diterima dan yang dilepaskan oleh bumi.
Kurva temperatur terus-menerus naik sejak matahari terbit
sampai kira-kira satu atau dua jam setelah tengah hari, karena jumlah energi
yang diterima bumi lebih besar daripada yang hilang. Setelah itu, kurva
temperatur terus-menerus turun sejak kira-kira jam 14 sampai matahari
tenggelam, karena jumlah energi yang dilepaskan bumi lebih besar daripada yang
diterima.
b.
Fluktuasi
Temperatur Tahunan
Fluktuasi temperatur tahunan berubah-ubah dari tempat
yang satu ke tempat yang lain, karena berhubungan erat dengan lintang
bumi. Di katulistiwa fluktuasinya kecil
dan semakin jauh dari katulistiwa fluktuasinya makin besar. Fluktuasi
temperatur tahunan dapat dibedakan menjadi 3 pola fluktuasi, yaitu:
1)
Pola Katulistiwa,
a)
mempunyai
fluktuasi temperatur tahunan kecil, lebih kecil daripada fluktuasi temperatur
harian,
b)
mempunyai
dua maksimum dan dua minimum yang terjadi berturut-turut pada saat matahari
berada di atas daerah itu dan pada saat berada di garis balik.
2)
Pola Daerah Sedang
a)
menunjukkan
fluktuasi temperatur yang besar,
b)
fluktuasi
akan diperbesar jika suatu daerah terletak di tengah benua,dan akan lebih kecil
jika berdekatan dengan laut,
c)
fluktuasi
tahunannya lebih besar daripada fluktuasi harian,
d) mempunyai satu temperatur maksimum dan satu minimum.
3)
Pola Daerah Kutub
a)
menunjukkan
fluktuasi sangat besar, dan besarnya tergantung pada letaknya apakah di tengah
benua atau di dekat laut,
b)
mempunyai
satu temperatur maksimum dan satu minimum.
»
Chill
(Kesejukan Angin)
Kesejukan angin (bahasa
Inggris: wind chill) atau populer dengan sebutan faktor kesejukan angin (bahasa Inggris: wind chill factor)
adalah suhu udara yang dirasakan lebih dingin daripada suhu yang terukur oleh
termometer ketika angin berhembus menerpa kulit yang terbuka. Makin kencang
angin bertiup, makin dingin udara terasa oleh tubuh manusia.Rasa dingin yang
dirasakan tubuh manusia bergantung pada sejumlah faktor, termasuk jenis
pakaian, jumlah sinar matahari yang menerpa tubuh, dan luas bidang kulit yang
terbuka.
Rumus pertama kesejukan angin diciptakan oleh Paul Allman Siple dan
Charles F. Passel yang bekerja di Antartika sebelum Perang Dunia II.Rumus ini
kemudian diadopsi oleh Dinas Cuaca Nasional Amerika Serikat pada tahun 1973,
dan dipakai hingga diganti dengan rumus baru pada 1 November 2001.Siple dan
Passel menghitung waktu yang dibutuhkan untuk membekukan 250 gram air dalam
silinder plastik yang diletakkan di luar di tengah terpaan angin.
»
Kelembaban Udara
1.
Pengertian
Kelembaban udara ditentukan oleh jumlah uap air yang
terkandung di dalam udara. Ada beberapa cara untuk menyatakan jumlah uap air,
yaitu:
o
Absolute
Humidity/Kelembaban Absolut adalah total massa uap air per satuan volume udara
(Kg/cm3).
o
Specific
Humidity/Kelembaban Spesifik adalah perbandingan antara massa uap air dengan massa
udara lembab dalam satuan volume udara tertentu, biasanya dinyatakan dalam Gram
tiap air per Kg udara.
o
Masa Udara Lembab adalah total massa dari seluruh gas-gas atmosfer yang
terkandung, termasuk uap air.
o
Masa Udara Kering adalah total massa dari seluruh gas-gas atmosfer yang
terkandung, tidak termasuk uap air.
Data klimatologi untuk kelembaban udara yang umum
dilaporkan adalah sebagai berikut:
a. Kelembaban
Relatif (relatitive humidity / RH) adalah perbandingan
antara tekanan uap air aktual (yang terukur) dengan tekanan uap air pada
kondisi jenuh
b. Tekanan
Uap Air adalah tekanan
parsial uap air dalam udara (satuannya: Pascal/Pa, atm, millibar, atau cm/mm
Hg).
Tekanan uap air ditentukan oleh kerapatan uap air (water vapour density) dan suhu.
Kerapatan uap air adalah jumlah uap air yang terkandung per satuan volume udara
(kelembaban absolut).
c. Potensi
Air pada Udara adalah total
energi bebas air pada suatu udara dan berhubungan dengan kelembaban relatif udara.
4. Pengukuran Kelembaban udara
Pengukuran kelembaban udara dapat dilakukan dengan 3
pendekatan, yaitu:
a.
Gravimetri,
dilakukan dengan menggunakan bahan padat penyerap uap air (solid desiccant). Perbedaan berat bahan sebelum dan sesudah
ditempatkan pada udara dengan volume yang diketahui merupakan berat uap air
yang terkandung dalam udara yang diukur. Data yang diperoleh adalah kerapatan
uap air atau kelembaban absolut.
b.
Psikrometer bola basah – bola kering, terdiri dari 2 termometer, yaitu: termometer bola bola
kering yang merupakan termometer air raksa biasa, dan termometer bola basah
yang merupakan termometer air raksa yang ujung sensornya dibalut dengan kain
kasa (atau lainnya) yang dijaga agar selalu lembab.
c.
Higrometer titik embun. Komponen utamanya adalah sumber cahaya, cermin, sensor
cahaya, dan pendingin udara. Udara yang diukur kelembabannya dialirkan ke dalam
higrometer dan suhunya secara perlahan-lahan diturunkan sampai udara ersebut menjadi
jenuh uap air, sehingga terjadi pengembunan pada permukaan cermin dan
menyebabkan refleksi cahaya ke sensor berkurang. Suhu udara dicatat an disebut
sebagai suhu titik embun pada saat refleksi cahaya ke sensor menurun akibat
berlangsungnya kondensasi.
»
HI
(Heat Index)
(HI) atau humiture adalah indeks yang menggabungkan suhu udara dan
kelembaban relatif dalam upaya untuk menentukan suhu manusia yang dirasakan
setara - bagaimana panas rasanya. Hasilnya juga dikenal sebagai “suhu udara
terasa” atau “temperatur jelas’’. Sebagai contoh, ketika suhu 90o F
(32o C) dengan kelembaban yang sangat tinggi, indeks panas dapat
menjadi sekitar 105o F (41o C)
»
Dp
(Dewpoint)
Dew pointatau dew point temperature merupakan suhu
dimana udara pasti mendingin pada tekanan tetap dan kandungan uap air menjadi
jenuh.Titik embun adalah suhu saturasi air-to-air.Titik embun dikaitkan dengan
kelembaban relatif.Sebuah kelembaban relatif tinggi menunjukkan bahwa titik
embun lebih dekat dengan suhu udara saat ini. Kelembaban relatif 100%
menunjukkan titik embun sama dengan temperatur saat ini dan bahwa udara yang
maksimal jenuh dengan air. Ketika titik embun tetapn konstan dan peningkatan
suhu, kelembaban relatif menurun.
»
Tekanan Udara
1. Pengertian
Tekanan udara
di ukur menggunakan barometer yang didasarkan pada tekanan gaya pada permukaan
dengan luasan tertentu, misalnya 1 cm2. Satuan yang dipergunakan
adalah: atmosfer (atm), milimeter kolom air raksa (mm Hg) atau milibar (mbar).
Tekanan udara
normal adalah tekanan kolom udara setinggi lapisan atmosfer bumi pada garis
lintang 45o dan suhu 0oC. Besarnya tekanan udara tersebut
dinyatakan sebagai 1 atm. Konversi antara satuan tekanan udara adalah sebagai
berikut:
1 atm = 760 mm Hg = 14,7 Psi =
1.013 mbar
2. Sebaran Tekanan Udara
°
Sebaran Vertikal. Udara dekat permukaan bumi lebih rapat dan lebih berat
daripada udara di lapisan atasnya. Oleh karena itu, tekanan udara selalu turun
dengan naiknya ketinggian. Sebagai aturan umum, diketahui bahwa tekanan udara
turun 1/30 kali untuk setiap kenaikan 300 m (1 mm Hg setiap naik 11 meter) pada
atmosfer lapisan bawah.
°
Sebaran Horisontal. Sebaran tekanan udara pada arah hoisontal dalam peta
ditunjukkan oleh isobar, yaitu garis
yang menghubungkan tempat-tempat yang pada saat yang sama mempunyai tekanan
yang sama.
3. Faktor Sebaran Tekanan Udara
°
Lintang bumi. Pengaruh lintang bumi melalui temperatur menghasilkan pola mintakat
tekanan udara pada permukaan bumi yang simetris. Sepanjang katulistiwa terdapat
lingkaran tekanan rendah (doldrum),
dan pada lintang di daerah kutub yang dingin terdapat daerah yang terus-menerus
bertekanan tinggi. Di lintang 60o–70o terdapat lingkaran tekanan rendah subpolar,
dan pada lintang antara 25o-35o terdapat lingkaran
tekanan tinggi subtropika. Lingkaran tekanan ini tidak permanen, tetapi
dipengaruhi oleh pergerakan tahunan dari matahari dan sebaran daratan dan
lautan.
°
Pergeseran
garis edar matahari,
°
Ketinggian
tempat, dan
°
Sebaran lautan dan daratan. Pengaruh sebaran daratan dan lautan tampak pada
lintang-lintang pertengahan, karena pada musim dingin benua relatif lebih
dingin sehingga mempunyai tendensi membentuk pusat-pusat tekanan tinggi, sedang
di musim panas pada benua lebih panas daripada lautan, sehingga mempunyai
tendensi iliputi oleh pusat-pusat tekanan rendah. Sebaliknya di lautan
dipengaruhi tekanan rendah pada musim dingin dan tekanan tinggi pada musim
panas. Pengaruh sebaran lautan dan daratan di belahan bumi selatan relatif
kecil, karena adanya pusat tekanan tinggi terus-menerus.
»
Ketinggian
Kita tentu pernah merasakan perbedaan suhu udra di daerah
dataran rendah dengan daerah dataran tinggi atau pegunungan.Suhu udara di
daerah dataran rendah lebih tinggi daripada di daerah dataran tinggi atau
pegunungan. Keadaan tersebut sesuai dengan karakteristik atmosfer, terutama
pada lapisan troposfer, yaitu setiap kenaikan 100 meter suhu udaranya turun 0,5
°C.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar