geo

geo

Contoh Tulisan Berjalan


!!!TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG DI BLOG GEOGRAFI OKE !!!

Geomorfologi

Geomorfologi adalah cabang ilmu yang mempelajari bentuk permukaan lahan dan sejarahnya.Secara luas, geomorfologi berhubungan dengan bentuk lahan (landform) tererosi dari batuan yang keras, namun bentuk konstruksinya di bentuk oleh runtuhan batuan, dan terkadang oleh perilaku organisme di tempat mereka hidup.
Konsep-konsep Dasar Geomorfologi
Thornbury (1969) dalam buku yang berjudul “Principles of Geomorphology” mengemukakan 10 konsep dasar dalam geomorfologi, yaitu:
ü Proses-proses fisik dan hukumnya yang terjadi saat ini berlangsung selama waktu geologi.
ü sruktur geologi merupakan faktor pengontrol yang dominan dalam evolusi bentuk lahan (land forms).
ü Tingkat perkembangan relief permukaan bumi tergantung pada proses-proses geomorfologi yang berlangsung.
ü Proses-proses geomorfik terekam pada land forms yang menunjukan karakteristik proses yang berlangsung.
ü Keragaman erosional agents tercermin pada produk dan urutan land forms yang terbentuk.
ü Evolusi geomorfologi bersifat komplek.
ü Obyek alam di permukaan bumi umumnya berumur lebih muda dari Pleistosen.
ü Interpretasi yang sempurna mengenai landscapes melibatkan beragam faktor geologi dan perubahan iklim selama Pleistosen.
ü Apresiasi iklim global diperlukan dalam memahami proses-proses geomorfik yang beragam Geomorfologi,
ü Umumnya mempelajari land forms / landscapes yang terjadi saat ini dan sejarah pembentukannya.

Proses Geomorfologi
Proses geomorfologi adalah perubahan-perubahan baik secara fisik maupun kimiawi yang dialami di permukaan bumi. Penyebab proses tersebut yaitu benda-benda alam yang kita kenal dengan nama geomorphic agent, berupa air dan angin. Termasuk di dalam golongan geomorphic agent air ialah air permukaan, air bawah tanah, glacier, gelombang, arus, dan air hujan. Sedangkan angin terutama mengambil peranan yang penting di tempat-tempat terbuka seperti di padang pasir atau di tepi pantai. Kedua penyebab ini dibantu dengan adanya gaya berat, dan kesemuanya bekerja bersama-sama dalam melakukan perubahan terhadap roman muka bumi. Tenaga-tenaga perusak ini dapat kita golongkan dalam tenaga asal luar (eksogen), yaitu yang datang dari luar atau dari permukaan bumi, sebagai lawan dari tenaga asal dalam (endogen) yang berasal dari dalam bumi.Tenaga asal luar pada umumnya bekerja sebagai perusak, sedangkan tenaga asal dalam sebagai pembentuk.Kedua tenaga inipun bekerja bersama-sama dalam mengubah bentuk roman muka bumi ini.

Bentuk Lahan
          Bentuk lahan adalah suatu kenampakan medan yang terbentuk oleh proses alami yang memiliki komposisi tertentu dan karakteristik fisikal dan visual dengan julat tertentu yang terjadi dimanapun bentuklahan tersebut terdapat. Berdasarkan klasifikasi yang dikemukaan oleh Van Zuidam (1969) dan Verstappen maka bentuk muka bumi dapat diklasifikasikan menjadi 8 satuan bentuklahan utama (geomorfologi), yang dapat masing-masing dirinci lagi berdasarkan skala peta yang digunakan. Adapun satuan bentuk lahan tersebut adalah sebagai berikut (Zmit, 2013).
a.              Bentuk Lahan asal Fluvial
Bentuklahan asal proses fluvial terbentuk akibat aktivitas aliran sungai yang berupa pengikisan, pengangkutan dan pengendapan (sedimentasi) membentuk bentukan-bentukan deposisional yang berupa bentangan dataran aluvial (Fda) dan bentukan lain dengan struktur horisontal, tersusun oleh material sedimen berbutir halus. Bentuklahan asal fluvial adalah sebagai berikut (Suhendra, 2009).

b.              Bentuk Lahan asal Denudasional
Proses denudasional (penelanjangan) merupakan kesatuan dari proses pelapukan gerakan tanah erosi dan kemudian diakhiri proses pengendapan. Semua proses pada batuan baik secara fisik maupun kimia dan biologi sehingga batuan menjadi desintegrasi dan dekomposisi. Batuan yang lapuk menjadi soil yang berupa fragmen, kemudian oleh aktifitas erosi soil dan abrasi, tersangkut ke daerah yang lebih landai menuju lereng yang kemudian terendapkan.
Pada bentuk lahan asal denudasional, maka parameter utamanya adalah erosi atau tingkat. Derajat erosi ditentukan oleh : jenis batuannya, vegetasi, dan relief. Bentuklahan asal denudasional adalah sebagai berikut (Suhendra, 2009).

c.              Vulkanik
Volkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma yang bergerak naik ke permukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai bentuk lahan yang secara umum disebut bentuk lahan gunungapi atau vulkanik. Bentuklahan asal gunungapi adalah sebagai berikut (Suhendra, 2009).

d.             Marin
Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan pertemuan terumbu karang.Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine berada di kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine dapat mencapai puluhan kilometer ke arah darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus meter saja. Sejauh mana efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu pada pesisir ini, tergantung dari kondisi pesisirnya. Proses lain yang sering mempengaruhi kawasan pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa lalu, berupa gunung api, perubahan muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi penyusun. Bentuklahan asal marin adalah sebagai berikut (Suhendra, 2009).

e.              Eolin
Gerakan udara atau angin dapat membentuk medan yang khas dan berbeda dari bentukan proses lainnya. Endapan angin terbentuk oleh pengikisan, pengangkatan, dan pengendapan material lepas oleh angin.Endapan angin secara umum dibedakan menjadi gumuk pasir dan endapan debu.Bentuklahan asal eolin adalah sebagai berikut (Suhendra, 2009).

f.               Organisme
Merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktivitas organisme contohnya adalah terumbu karang dan pantai bakau.
g.              Bentuklahan asal structural
Bentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau proses tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik) ini bersifat konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuk lahan muka bumi ini dibentuk oleh kontrol struktural.Bentuklahan asal struktural adalah sebagai berikut (Suhendra, 2009).

h.              Bentuk Lahan asal Glasial
Bentukan ini tidak berkembang di Indonesia yang beriklim tropis ini, kecuali sedikit di puncak Gunung Jaya Wijaya, Papua.Bentuk lahan asal glasial dihasilkan oleh aktifitas es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam (Suhendra, 2009).
Semua satuan bentuklahan tersebut memiliki karakter yang khas dan mencerminkan ciri tertentu. Dengan demikian maka, dengan mengenal nama satuan bentuklahan akan dapat dibayangkan sifat alaminya. Satuan bentuklahan ini sangat penting terutama dalam konteks kajian lingkungan, baik lingkungan fisik, biotis, maupun kultural (Suhendra, 2009).
i.                Bentuk Lahan asal Pelarutan
Bentuk lahan karst dihasilkan oleh proses pelarutan pada batuan yang mudah larut. Karst adalah suatu kawasan yang mempunyai karekteristik relief dan drainase yang khas, yang disebabkan keterlarutan batuannya yang tinggi.Dengan demikian Karst tidak selalu pada batu gamping, meskipun hampir semua topografi karst tersusun oleh batu gamping.Bentuklahan asal pelarutan adalah sebagai berikut (Suhendra, 2009).

Erosi
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi anginair atau es, karakteristik hujancreep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.
Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk, penggundulanhutan, kegiatan pertambanganperkebunan  dan  perladangan, kegiatan konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya.
Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar tanaman pertanian yang lebih lemah.Bagaimanapun, praktik tata guna lahan yang maju dapat membatasi erosi, menggunakan teknik semisal terrace-building, praktik konservasi ladang dan penanaman pohon.
Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan memengaruhi kelancaran jalur pelayaran.
Macam-macam erosi :
Erosi dibedakan menjadi 2, yaitu:
1.              Erosi alami atau erosi geologi (Geologycal erosion)
Erosi alami atau erosi geologi adalah erosi yang berlangsung secara alamiah, pada keadaan ini tidak dikhawatirkan oleh proses erosi, karena masih merupakan proses keseimbangan alam, artinya kecepatan kehilangan tanah masih sama atau lebih kecil dari proses pembentukan tanah. Proses erosi ini terjadi karena adanya pelapukan terhadap suatu batuan. Pemecahan agregat-agregat tanah atau bongkah-bongkah tanah ke dalam partikel-partikel tanah yaitu butiran-butiran tanah yang kecil, sebagai akibat dari faktor eksternal seperti panas dan dingin. Kemudian partikel-partikel tersebut dipindahkan melalui penghanyutan ataupun karena kekuatan angin(transportasi), setelah itu terjadi proses pengendapanatau sedimentasi pada daerah-daerah datar seperti di dasar-dasar sungai atau lembah. Pada erosi jenis ini kesuburan tanah masih terjaga, belum mengalami degradasi yang berarti.
2.              Erosi dipercepat (Accelerated erosion)
Erosi dipercepat atau Accelerated erosion yaitu proses erosi yang dipercepat akibat tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan yang salah dalam pengelolaantanah pada pelaksanaan pertanian. Dari pengertian ini diketahui bahwa aktivitas manusia sangat membantu dalam mempercepat terjadinya proses erosi. Erosi yang dipercepat ini banyak menimbulkan bencana dan kerugian seperti banjir, kekeringan, ataupun turunnya produktivitas tanah. Hal ini dikarenakan bagian tanah yang terhanyutkan atau terpindahkan jauh lebih besar dibanding dengan pembentukan tanah.
Erosi dapat juga dibedakan berdasarkan kenampakan lahan,yaitu :
1.              Erosi Percikan (Splash Erosion)
Erosi percik adalah terkelupasnya partikel-partikel tanah bagian atas oleh tenaga kinetik air hujan bebas atau sebagai air lolos. Erosi ini terjadi pada awal hujan, dimana intensitas erosi meningkat dengan adanya air genangan, tetapi setelah terjadi genangan dengan kedalaman tiga kali ukuran butir hujan, erosi percik menjadi minimum.
2.              Erosi Kulit (Sheet Erosion)
Erosi kulit adalah erosi yang terjadi ketika lapisan tipis permukaan tanah di daerah berlereng terkikis oleh kombinasi air hujan dan air larian. Erosi kulit merupakan bentuk erosi yang terjadi setelah erosi percik. Erosi kulit dapat terlihat secara jelas di daerah yang relatif seragam permukaannya dan daerah yang memiliki potensi besar mengalami erosi kulit adalah daerah dengan komposisi lapisan permukaan tanah atas yang rentan atau lepas terletak di atas lapisan bawah yang sulit. Besar kecilnya tenaga penggerak terjadinya erosi kulit ditentukan oleh kecepatan dan ke dalaman air larian.
3.              Erosi Alur (Rill Erosion)
Erosi alur adalah pengelupasan yang diikuti dengan pengangkutan partikel-partikel tanah oleh aliran air larian yang terkonsentrasi di dalam saluran-saluran air. Erosi alur terjadi ketika air larian masuk ke dalam cekungan permukaan tanah, kecepatan air larian meningkat dan akhirnya terjadilah transportasi sedimen.
4.              Erosi Parit (Gully Erosion)
Erosi parit merupakan perkembangan lanjut dari erosi alur, dikatakan sebagai erosi parit apabila alur sudah sangat besar dan tidak dapat dihilangkan hanya dengan pembajakan biasa atau alur tersebut berhubungan langsung dengan saluran pembuangan utama. Erosi parit diklasifikasikan menjadi erosi parit bersambungan dan erosi parit terputus-putus. Sedangkan menurut bentuk penampang melintangnya erosi parit dibedakan menjadi parit bentuk V dan parit bentuk U. Erosi parit bentuk V terjadi pada tanah yang relatif dangkal dengan tingkat kerapuhan tanah (erodibilitas) seragam, sedangkan erosi parit bentuk U terjadi pada tanah dengan erodibilitas rendah terletak di atas lapisan tanah dengan erodibilitas tanah lebih tinggi.
5.              Erosi Lembar
Erosi lembar (sheet erosion) adalah pengakutan lapisan tanah yang merata tebalnya dari suatu permukaan tanah.Kekuatan butiran-butiran hujan dan aliran permukaan yang merata diatas permukaan tanah merupakan penyebab erosi ini. Karena kehilangan lapisan dipermukaan tanah seragam tebalnya,  maka bentuk erosi ini tidak segera nampak.
6.              Erosi Saluran
Erosi sungai atau saluran merupakan erosi yang terjadi akibat dari terkikisnya permukaan tanggul sungai dan gerusan sediment di sepanjang dasar saluran.Erosi semacam ini dipengaruhi oleh variabel hidrologi/hidrolik yang mempengaruhi sistem sungai.
Penyebab Terjadinya Erosi
ada beberapa penyebab terjadinya erosi, yaitu :
1.    Curah hujan
Sifat-sifat hujan yang perlu diketahui :
·         Intensitas hujan adalah banyaknya hujan persatuan waktu. dinyatakan dalam mm/jam atau cm/jam.
·         Jumlah hujan adalah banyaknya air hujan selama terjadi hujan, selama satu bulan atau satu tahun dsb.
·         Distribusi hujan adalah penyebaran waktu terjadinya hujan.
         
Dari sifat-sifat hujan tersebut yang paling berpengaruh terhadap besarnya erosi adalah intensitas hujan. Jumlah hujan rata-rata tahunan yang tinggi tidak akan menyebabkan erosi yang berat apabila hujan tersebut terjadi secara merata, sedikit demi sedikit sepanjang tahun. Sebaliknya, curah hujan rata-rata tahunan yang rendah mungkin dapat menyebabkan erosi berat bila hujan tersebut jatuh sangat deras meskipun hanya sekali-kali.

2.    Vegetasi
Pengaruh vegetasi terhadap erosi adalah :
·         Menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung di permukaan tanah sehingga kekuatan untuk menghancurkan tanah sangat dikurangi. Makin rapat vegetasi,makin efektif mencegah terjadinya erosi.
·         Menghambat aliran permukaan dan memperbanyak air infiltrasi.
·         Penyerapan air ke dalam tanah diperkuat oleh transpirasi (penguapan air) melalui vegetasi.

3.    Pengaruh lereng
Erosi akan meningkat apabila lereng semakin curam atau semakin panjang. Apabila lereng semakin curam maka kecepatan aliran permukaan meningkat sehingga kekuatan mengangkut meningkat pula.Lerng yang semakin panjang menyebabkan volume air yang mengalir menjadi semakin besar.

4.    Kerusakan yang disebabkan oleh manusia
Kepekaan tanah terhadap erosi dapat diubah oleh manusia menjadi lebih baik atau lebih buruk. Pembuatan teras-teras pada tanah yang berlereng curam merupakan pengaruh baik bagi manusia karena dapat mengurangi erosi.Sebaliknya, penggundulan hutan di daerah-daerah pegunungan merupakan pengaruh manusia yang jelek karena dapat mempengaruhi banjir.
Gerakan Massa
Gerak massa batuan dibedakan menjadi 4 kelompok:
1.    Aliran lambat (slow flowage)
Creepyaitu gerakan tanah atau puing-puing batuan menuruni lereng karena pengaruh gravitasi, gerakan sangat lambat sehingga biasanya tidak tampak mata.
Contoh: soil creep, talus creep, rock creep, rock-glacier creep dan solifluction.

2.    Aliran cepat (rapid flowage)
Bergerak sebagai aliran cepat, biasanya melewati saluran, material berupa: tanah, lempung, puing batuan yang jenuh air.
Contoh: earthflow, mudflow, debris avalanche.
3.    Longsoran atau landslide
Gerakannya nampak mata, material relatif kering.
Contoh: slump, debris slide, debris fall, rock slide, rock fall.
4.    Runtuhan
Runtuhan adalah proses yang terjadi karena adanya prtikel-partikel kecil dari batuan yang jatuh kebawah yang bersal dari batuan induk.

Gerakan massa dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Kekompakkan tanah atau batuan
2. Vegetasi
3. Kemiringan lereng
4. Berat massa tanah atau batuan serta massa benda diatasnya
5. Kandungan air
6. Adanya bidang pelincinr yang miring
7. Getaran bumi baik oleh genpa bumi maupun oleh sebab lain seperti

lewatnya kendaraan berat 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar