A.
PENGERTIAN HIDROLOGI
Hidrologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari pergerakan, distribusi dan kualitas air di muka bumi. Kata
Hidrologi berasal dari bahasa yunani: Yδρoλoγια, Yδωρ+Λoγos, Hydrologia yang
berarti "ilmu air". Hidrologi juga mempelajari siklus air atau
siklus hidrologi dan sumber daya air yang ditujukan untuk kesejahteraan
manusia.
Orang
yang mempelajari hidrologi disebut Hydrologists.Para ahli Hydrologists memberi
masukan informasi yang diperlukan untuk menemukan persediaan air bersih yang
cukup, termasuk juga mempelajari banjir dan pencemaran air.Hidrologi
mempelajari sifat fisik dan sifat kimia dari air.Secara alami, air beredar
melalui suatu sistem yang disebut siklus air atau siklus hidrologi.Siklus ini
dimulai ketika panas dari matahari menyebabkan air samudra menguapkan dan
menjadi uap air.Uap air itu terkumpul di Atmosfer secara berangsur-angsur menjadi
dingin dan membentuk awan.
Secaraumum hidrologi dapat berarti
ilmu yang mempelajari tentang air.Konsep
yang umum itu, kini telah berkembang sehingga cakupan obyek hidrologi menjadilebih
jelas.Menurut Marta dan Adidarma (1983), bahwa hidrologi adalah ilmu
yangmempelajari tentang terjadinya, pergerakan dan distribusi air di bumi, baik
di atas maupun dibawah permukaan bumi, tentang sifat fisik, kimia air serta
reaksinya terhadap lingkungandan hubunganya
dengan kehidupan.Berdasarkan konsep tersebut, hidrologi memiliki ruang
lingkup atau cakupan yang luas.
Secara substansial, cakupan bidang ilmu Hidrologi meliputi:
a.
Asal
mula dan proses terjadinya air
b.
Pergerakan
dan penyebaran air
c.
Sifat-sifat
air
d.
Keterkaitan
air dengan lingkungan kehidupan
B.
SIKLUS
HIDROLOGI
Siklus
hidrologi adalah pergerakan air di bumi berupa cair, gas, dan padat baik proses
di atmosfir, tanah dan badan-badan air
yang tidak terputus melalui proses
kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air samudera oleh sinar matahari
merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu.
Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk air, es,
atau kabut. Pada perjalanan
menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau
langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah.
Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
1.
Evaporasi /
transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di
tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan
menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik
air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
2.
Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air
bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan
menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat
bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air
tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
3.
Air Permukaan - Air
bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin
landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin
besar. Aliran permukaan tanah dapat
dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan
membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah
aliran sungai menuju laut.
Air permukaan,
baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air
bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke
laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen
siklus hidrologi yang membentuk sisten Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah
air di bumi secara keseluruhan relatif
tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.
a.
Unsur-Unsur Utama Siklus Hidrologi
o
Evaporasi
: penguapan dari badan air secara langsung
o
Transpirasi
: penguapan air yg terkandung dalamtumbuhan
o
Respirasi
: penguapan air dari tubuh hewan dan manusia
o
Evapotranspirasi
: perpaduan evaporasi dan transpirasi
o
Kondensasi
: proses perubahan wujud uap air menadititik-titik air sebagai hasil pendinginan
o
Presipitasi
: segala bentuk curahan atau hujan dariatmosfer ke bumi yg meliputi hujan air,
hujan es, hujansalju
o
Infiltrasi
: air yg jatuh ke permukaan tanah dan meresapke dalam tanah
o
Perkolasi
: air yg meresap terus sampai kedalamantertentu hingga mencapai air tanah atau
Groundwater
o
Run
off : air yg mengalir di atas permukaan tanah melaluiparit, sungai, hingga
menuju laut
b. Macam-Macam Siklus Hidrologi
1. Siklus
Pendek:
o
Air laut
menguap menjadi uap
gas karena panasmatahari
o
Terjadi
kondensasi dan pembentukan awan
o
Turun
hujan di permukaan laut
2.
Siklus Sedang:
o
Air laut
menguap menjadi uap
gas karena panas matahari
o
Terjadi
kondensasi
o
Uap
bergerak oleh tiupan angin ke darat
o
Pembentukan
awan
o
Turun
hujan di permukaan daratan
o
Air
mengalir di sungai menuju laut kembali
3.
Siklus Panjang:
o
Air
laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
o
Uap
air mengalami sublimasi
o
Pembentukan
awan yg mengandung kristal es
o
Awan
bergerak oleh tiupan angin ke darat
o
Pembentukan
awan
o
Turun
salju
o
Gletser
mencair membentuk aliran sungai
o
Air
mengalir di sungai menuju darat dan kemudian ke laut.
Air pemukaan adalah air tanah yang terdapat di atas
lapisan yang tidak tembus air dan paling dekat dengan pemukaan bumi.
Jenis-jenis air permukaan yaitu Sungai, DAS, Danau, Rawa, dan Laut.
2.
Air
Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat di permukaan
tanah pada zone jenuh di mana tekanan hidrostatiknya sama lebih besar dari
tekanan atmosfer. Tipe air tanah diantaranya adalah :
Ø Air
meteoric
Air meteoric adalah air
yang berasal dari atmosfer dan mencapai mintakat kejenuhan baik secara langsung
maupun tidak langsung, sebagai berikut :
a) Secara
langsung oleh infiltrasi pada permukaan tanah
b) Secara
tidak langsung oleh perembesan influen dari danau, sungai, aliran, saluran
batuan, dan lautan
c) Secara
langsung dengan cara kondensasi uap air
Ø Air
juvenile
Air juvenile merupakan
air baru yang ditambahkan pada mintakat kejenuhan dari kerak bumi yang dalam,
dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1) Air
magmatic
2) Air
gunung api dan kosmik
Ø Air
diremajakan
Air diremajakan adalah
air sementara waktu telah di keluarkan dari daur ulang hidrologi oleh pelapukan
maupun oleh sebab-sebab lain , kembali dari daur ulang lagi dengan
proses-proses yang serupa.
·
Air Konat
Air
konat merupakan air yang di jebak pada beberapa batuan sedimen atau pada gunung
asal mulanya.Air tersebut biasanya sangat termineralisasikan dan mempunyai
salinitas yang lebih tinggi dari air laut.
3.
Kualitas
Air
Kualitas air merupakan tingkat kesesuaian air untuk
dipergunakan bagi pemenuhan kehidupan manusia, seperti untuk air minum,
mengaliri tanaman, minuman ternak dan sebagainya (Arsyad, 1998). Dalam kajian
geografi kualitas air akan sangat berpengaruh bagi nilai kegunaannya, salah
potensi sumber daya air yang strategi dan banyak dimanfaatkan untuk berbagai
aktivitas pembangunan dan kehidupan sehari-hari adalah sungai. Air sungai
merupakan sumberdaya alam yang sangat potensial menerima beban pencemaran
limbah kegiatan manusia seperti kegiatan industri, pertanian, peternakan dan
rumah tangga. Apabila kualitas air menurun maka kuantitas akan air akan menjadi
berkurang. Karena sungai merupakan sumberdaya air yang sangat penting untuk
menunjang pembangunan ekonomi dan kesejahteraan manusia, maka fungsi sungai
sebagai sumberdaya air harus kita lestarikan agar dapat menunjang pembangunan
secara berkelanjutan.
Namun segala macam kegiatan pelestarian harusnya
kita mulai dari awal sungai atau hulu sungai, karena tanpa ada pelestarian dari
hulu upaya apapun yang dilakukan di daerah muara tidak akan berhasil. Kualitas
yang dimiliki oleh air akan sangat mempengaruhi jenis pemanfaatan air tersebut,
karena tidak semua air dapat dimanfaatkan dengan maksimal.
a)
Bau
Cakupan
bau yang dominan dari air dapat kita analisa secara langsung dan manual dengan
menggunakan alat indra kita yaitu hidung atau dengan cara disimpan maka kita
harus menyimpan menggukana pendingin pada suhu 4˚C dan disimpan paling lama 7
hari. Apanila menggunakan cara penyimpanan kita memerlukan sampel air sekitar
100-500 ml dan harus ditampung dalam wadah gelas yang bersih. Sebenarnya bau
yang dominan pada air adalah indikator dari kandungan yang terkandung pada air
yang kita teliti.Pada kajian hidrologi bau yang dominan pada air termasuk dalam
hal yang penting untuk diteliti.Air yang dikatakan baik dan dapat dikonsumsi
adalah air yang tidak memiliki bau, sebaliknya air yang mengeluarkan bau yang
busuk ataupun menyengat sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi karena dapat
memicu terserang penyakit pencernaan.
b)
Kekeruhan
Air
Kekeruhan
air adalah ukuran atas kekeruhan yang terjadi menggunakan efek cahaya sebagai
dasar untuk mengukur keadaaan air baku dengan skala NTU (Nephelo Metrix
Turbidity Unit) atau JTU (Jackson Turbidity Unit) atau FTU (Formazin Turbidity
Unit), kekeruhan ini disebabkan oleh adanya benda bercampur atau koloid didalam
air. Hal ini membuat perbedaan nya dari segi estetika air itu sendiri.Kekeruhan
air merupakan keadaan mendung atau kekaburan dari air yang disebabkan oleh
partikel individu (padatan tersuspensi) yang umumnya tidak terlihat dengan mata
telanjang, mirip dengan asap di udara. Pengukuran kekeruhan adalah tes kunci
dari kualitas air (Endrah, 2010).
Kekeruhan
sangat dipengaruhi oleh jumlah koloid yang ada di dalam air, serta sangat di
pengaruhi oleh lingkungan air. Semakin banyak material kiloid dan juga pengaruh
dari lingkungan maka akan mempengaruhi kekeruhan air. Air dalam keadaan yang
tenang dalam jangka waktu yang lama dan tak terkena pengaruh dari lingkungannya
akan menjadikan air tersebut menjadi bening, karena partikel koloid akan
mengendap di dasar air. Kekeruhan air dapat kita kurangi dengan cara menyaring
air menggunakan saringan yang sangat kecil, namun harus dilakukan berulang kami
agar koloid benar-benar terpisah dari air. Saat air telah terpisah dari koloid
dan menjadi bersih ataupun bening maka air akan dapat kita manfaatkan secara
maksimal untuk keperluan kita sehari-hari.
c)
Rasa
Rasa
air adalah rasa yang terkadung dalam
air. Untuk mengetahui rasa air dapat langsung dilakukan dengan mencicipi air tersebut dengan mulut lalu
merasakan kandungan air tersebut apakah air terasa hambar, asin, pekat, tidak
berasa.
d)
Suhu
Analisa
mengenai suhu air dapat kita lakukan dengan menggunakan berbagai alat
diantaranya adalah Termometer dan DHL meter, namun juga dapat kita analisa menggunakan
indra peraba kita yaitu tangan. Namun apabila hanya menggunakan tangan kita
tidak dapat menyimpulkan pengamatan suhu menggunakan angka, melaikan hanya
dengan perasaan misalkan dingin, hangat, ataupun panas.Suhu pada air sangat
dipengaruhi oleh suhu ataupun cuaca di sekitar wilayah tersebut.
Ketika
terik maka secara otomatis suhu air akan meningkat secara bertahap, dan ketika
mendung suhu air juga akan menurun secara bertahap.
e)
Warna
Menganalisa
warna air sebenarnya dapat kita lakukan dengan cara yang sangat sederhana, kita
hanya harus melihat kondisi warna air secara berkala. Air dalam kondisi tenang
akan memudahkan kita menentukan warna dari air yang kita teliti. Warna yang
terlihat pada air adalah indikator kandungan yang terdapat pada air. Tak bedanya dengan bau, warna air
juga juga dapat kita amati dengan alat indra kita yaitu mata. Jadi kita dapat
menentukan kualitas adari air hanya dengan melihatnya. Semakin jernih suatu
air, maka dapat dipastikan bahwa air tersebut dapat kita konsumsi, namun sebaliknya
air yang keruh atau bahkan sangat keruh akan sangat membahayakan untuk kita
konsumsi. Air yang memenuhi standar kesehatan dan dapat dikonsumsi adalah air
yang bening dan tak berbau (Wahyu, 2008). Air dapat kita kelompokan dalam
beberapa kategori yaitu :
·
Sangat keruh
·
Keruh
·
Agak keruh
·
Jernih
f)
Natrium
Klorida (NaCL)
Natrium klorida, juga dikenal dengan
garam dapur, atau halit, adalah senyawa kimia dengan rumus molekul NaCl.
Senyawa ini adalah garam yang paling memengaruhi salinitas laut dan cairan ekstraselular
pada banyak organisme multiselular.
g)
Daya
Hantar Listrik (DHL)
Analisa
mengenai daya hantar listrik dapat dilakukan segera dengan menggunakan alat
Daya Hantar Listrik atau Elektrikal Cunductivity Meter. Prinsif kerja alat ini
adalah dua buag probe dihubungkan kedalam larutan yang akan diukur, kemudian
dengan rangkaian pemprosesan sinyal akan mengeluarkan outpun berupa angka yang
menunjukan besar konduktifitas/daya hantar listrik dari air tersebut.
Pengukuran ini tidak dapat kita lakukan menggunakan panca indra kita karena
daya hantar listrik bersifat statis. Besar dan kecilnya daya hantar listrik
pada air di pengaruhi oleh kandungan yang terdapat dalam air.
h)
Total
Disolved Solid (TDS)
TDS adalah kepanjangan
dariTotal Disolved Solid (Jumlah Padatan (Logam Terlarut dalam Air).Satuan
ukuran TDS adalah ppm 9part per million). Sebagai infomasi, air Murni hanya
memiliki 3 ppm dari H2O (2 unsur Hidrogen dan 1 unsur Oxygen). Semakin tinggi
nilai TDS, semakin banyak jumlah kandungan logam yg terlarut didalam air yg
ikut terminum tubuh.
4.
Debit
Air
Debit air sungai adalah tinggi
permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur pemukaan air sungai.
Pengukurannya dilakukan tiap hari, atau dengan pengertian yang lain debit atau
aliran sungai adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati
suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI
besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/dt).
Sungai dari satu atau beberapa
aliran sumber air yang berada di ketinggian,umpamanya disebuah puncak bukit
atau gunung yg tinggi, dimana air hujan sangat banyak jatuh di daerah itu,
kemudian terkumpul dibagian yang cekung, lama kelamaan dikarenakan sudah
terlalu penuh, akhirnya mengalir keluar melalui bagian bibir cekungan yang
paling mudah tergerus air.
Selanjutnya air itu akan mengalir di
atas permukaan tanah yang paling rendah, mungkin mula mula merata, namun karena
ada bagian- bagian dipermukaan tanah yg tidak begitu keras, maka mudahlah
terkikis, sehingga menjadi alur alur yang tercipta makin hari makin panjang,
seiring dengan makin deras dan makin seringnya air mengalir di alur itu.
Semakin panjang dan semakin dalam,
alur itu akan berbelok, atau bercabang, apabila air yang mengalir disitu
terhalang oleh batu sebesar alur itu, atau batu yang banyak, demikian juga dgn
sungai di bawah permukaan tanah, terjadi dari air yang mengalir dari atas,
kemudian menemukan bagian-bagan yang dapat di tembus ke bawah permukaan tanah
dan mengalir ke arah dataran rendah yg rendah.lama kelamaan sungai itu akan
semakin lebar.
Hal-hal berikut ini adalah yang
mempengaruhi debit air:
1)
Intensitas
hujan.
Karena curah hujan merupakan salah
satu faktor utama yang memiliki komponen musiman yang dapat secara cepat
mempengaruhi debit air, dan siklus tahunan dengan karakteristik musim hujan
panjang (kemarau pendek), atau kemarau panjang (musim hujan pendek). Yang
menyebabkan bertambahnya debit air.
2)
Pengundulan
Hutan
Fungsi utama hutan dalam kaitan
dengan hidrologi adalah sebagai penahan tanah yang mempunyai kelerengan tinggi,
sehingga air hujan yang jatuh di daerah tersebut tertahan dan meresap ke dalam
tanah untuk selanjutnya akan menjadi air tanah. Air tanah di daerah hulu
merupakan cadangan air bagi sumber air sungai. Oleh karena itu hutan yang
terjaga dengan baik akan memberikan manfaat berupa ketersediaan sumber-sumber
air pada musim kemarau. Sebaiknya hutan yang gundul akan menjadi malapetaka
bagi penduduk di hulu maupun di hilir. Pada musim hujan, air hujan yang jatuh
di atas lahan yang gundul akan menggerus tanah yang kemiringannya tinggi.
Sebagian besar air hujan akan menjadi aliran permukaan dan sedikit sekali
infiltrasinya. Akibatnya adalah terjadi tanah longsor dan atau banjir bandang
yang membawa kandungan lumpur.
3)
Pengalihan
hutan menjadi lahan pertanian
Risiko penebangan hutan untuk
dijadikan lahan pertanian sama besarnya dengan penggundulan hutan. Penurunan
debit air sungai dapat terjadi akibat erosi. Selain akan meningkatnya kandungan
zat padat tersuspensi (suspended solid) dalam air sungai sebagai akibat dari
sedimentasi, juga akan diikuti oleh meningkatnya kesuburan air dengan
meningkatnya kandungan hara dalam air sungai.Kebanyakan kawasan hutan yang diubah
menjadi lahan pertanian mempunyai kemiringan diatas 25%, sehingga bila tidak
memperhatikan faktor konservasi tanah, seperti pengaturan pola tanam, pembuatan
teras dan lain-lain.
4)
Intersepsi
Adalah proses ketika air hujan jatuh
pada permukaan vegetasi diatas permukaan tanah, tertahan bebereapa saat, untuk
diuapkan kembali(”hilang”) ke atmosfer atau diserap oleh vegetasi yang
bersangkutan. Proses intersepsi terjadi selama berlangsungnya curah hujan dan
setelah hujan berhenti. Setiap kali hujan jatuh di daerah bervegetasi, ada
sebagian air yang tak pernah mencapai permukaan tanah dan dengan demikian,
meskipun intersepsi dianggap bukan faktor penting dalam penentu faktor debit
air, pengelola daerah aliran sungai harus tetap memperhitungkan besarnya
intersepsi karena jumlah air yang hilang sebagai air intersepsi dapat
mempengaruhi neraca air regional. Penggantian dari satu jenis vegetasi menjadi
jenis vegetasi lain yang berbeda, sebagai contoh, dapat mempengaruhi hasil air
di daerah tersebut.
5)
Evaporasi
dan Transpirasi
Evaporasi transpirasi juga merupakan
salah satu komponen atau kelompok yang dapat menentukan besar kecilnya debit
air di suatu kawasan DAS, mengapa dikatakan salah satu komponen penentu debit
air, karena melalu kedua proses ini dapat membuat air baru, sebab kedua proses
ini menguapkan air dari per mukan air, tanah dan permukaan daun, serta cabang
tanaman sehingga membentuk uap air di udara dengan adanya uap air diudara maka
akan terjadi hujan, dengan adanya hujan tadi maka debit air di DAS akan bertambah
juga.
Ø Pengukuran tinggi Air dan debit
harus di tetapkan pada lokasi berikut :
·
Pengukuran tinggi air
a) Di
dekat masukan air anak sungai maupun di dekat titik-titik dimana sungai
bercabang atau bergabung. Stasiun Hidrometri harus jauh dari pertemuan sungai,
untuk menghindari pengaruh air yang membalik dari anak- anak sungai
b) Di
dekat masukan air sungai kedalaman laut atau danau
c) Pada
sisi – sisi bagian Hulu dan Hilir dari struktur Hidrolik (Bendungan, Sumbatan,
dll)
d) Pada
batas-batas Negara
e) Pada
kota-kota utama
f) Pada
tempat-tempat yang mudah di capai seperti jembatan
g) Dalam
suatu tempat dimana debit dapat di ukur secara tepat pada lokasi dengan dasar
salurannya mantap.
·
Pengukuran Debit (Kecepatan)
a) Kecepatan
aie pada semua tempat adalah sejajar dengan lainnya dan tegak lurus pada bagian
melintang sungai
b) Kurva-kurva
agihan kecepatan dalam bagian adalah pada bidang-bidang Vertikal dan Horizontal
c) Kecepatan
> 10 – 15 cm / dt
d) Dasar
saluran dalam mantap
e) Jeluk
aliran > 30 cm
f) Tidak
terdapat Lim (asam tepi sungai periode banjir)
g) Tidak
terdapat tumbuhan air
·
Pengukuran
debit dengan menggunakan pelampung, apabila :
a) Kecepatan
aliran tidak dapat atau belum dapat di ukur dengan menggunakan alat ukur luas
karena keadaan darurat dan keadaan aliran membahayakan keselamatan petugas atau
peralatan
b) Kecepatan
aliran melebihi kemampuan spesifikasi alat menurut jenis dan tipe alat ukur
arus yang digunakan
c) Diperlukan
untuk penyelidikan debit sesaat pada
saat survei pendahuluan
Ada
3 metode, yakni :
1. Metode
kecepatan
Q = A x L/T
T = t2 – t1
Ket :
Q = debit (m3/dt)
A = Luas penampang
rata-rata
L = Perbedaan waktu
puncak konsentrasi
t2 = waktu puncak
konsentrasi penampang hilir (dt)
t1 = waktu puncak
konsentrasi penampang hulu (dt)
2. Metode
Penuangan tetap
Q : q (Ct - Cd)
(Cd – Co)
Ket :
Q = Debit sungai
q = Debit penuangan
larutan
Co = konsentrasi
larutan sungai
Ct = konsentrasi
larutan penuangan
Cd = konsentrasi
larutan terukur
3. Metode
penuangan seketika
Q = VtVc
t2 (Cd – Co)
t1 (Co – Cd)
Ket :
Q = debit sungai
Vt = volume larutan
yang di tuangkan
Ct = konsentrasi
larutan penuangan
Co = konsentrasi
larutan sungai
Cd = konsentrasi
larutan terukur
t1 = waktu perubahan
konsentrasi dari Co ke Cd di lokasi pengukuran
t2 = waktu nperubahan
konsentrasi dari Cd ke Co di lokasi pengukuran
Vt x Ct = berat larutan
yang di tuangkan
Ø Pengukuran
Kecepatan Arus Sungai.
Perlu diingat bahwa distribusi
kecepatan aliran di dalam alur tidak sama arah horisontal maupun arah vertikal.
Dengan kata lain kecepatan aliran pada tepi alur tidak sama dengan tengah alur,
dan kecepatan aliran dekat permukaan air tidak sama dengan kecepatan pada dasar
alur.
Distribusi
Kecepatan Aliran
A : teoritis
B
: dasar saluran kasar dan banyak tumbuhan
C
: gangguan permukaan (sampah)
D
: aliran cepat, aliran turbulen pada dasar
E
: aliran lambat, dasar saluran halus
F
: dasar saluran kasar/berbatu
Ø Ada beberapa metode pengukuran debit
aliran sungai yaitu :
1) Velocity Method
Pada prinsipnya adalah pengukuran
luas penampang basah dan kecepatan aliran.Penampang basah (A) diperoleh dengan
pengukuran lebar permukaan air dan pengukuran kedalaman dengan tongkat pengukur
atau kabel pengukur. Kecepatan aliran dapat diukur dengan metode : metode
current-meter dan metode apung. Current meter adalah alat untuk mengukur
kecepatan aliran (kecepatan arus).Ada dua tipe current meter yaitu tipe
baling-baling (proppeler type) dan tipe canting (cup type). Oleh karena
distribusi kecepatan aliran di sungai tidak sama baik arah vertikal maupun
horisontal, maka pengukuran kecepatan aliran dengan alat ini tidak cukup pada
satu titik. Debit aliran sungai dapat diukur dengan beberapa metode. Tidak
semua metode pengukuran debit cocok digunakan. Pemilihan metode tergantung pada
kondisi (jenis sungai, tingkat turbulensi aliran) dan tingkat ketelitian yang
akan dicapai.
2) Pengukuran Debit dengan Cara Apung
(Float Area Methode)
Jenis-jenis
pelampung dapat dilihat pada Gambar 30.
Prinsip
:
·
kecepatan
aliran (V) ditetapkan berdasarkan kecepatan pelampung (U)
·
luas
penampang (A) ditetapkan berdasarkan pengukuran lebar saluran (L) dan kedalaman
saluran (D)
·
debit
sungai (Q) = A x V atau A = A x k dimana k adalah konstanta
Q = A x k x U
Keterangan:
Q
= debit (m3/det)
U
= kecepatan pelampung (m/det)
A
= luas penampang basah sungai (m2)
3)
Pengukuran Debit dengan
Current-meter
Prinsip :
·
kecepatan
diukur dengan current meter
·
luas
penampang basah ditetapkan berdasarkan pengukuran kedalaman air dan lebar
permukaan air. Kedalaman dapat diukur dengan mistar pengukur, kabel atau tali.
Pengukuran
:
Ada
4 cara pengukuran kecepatan aliran yang disajikan dalam Tabel berikut :
Cara Pengukuran Kecepatan Aliran
Vs
di ukur 0,3 m dari permukaan air
Vb
di ukur 0,3 m di atas dasar sungai
Kecepatan aliran dihitung berdasarkan jumlah putaran
baling-baling per waktu putarannya (N = putaran/dt). Kecepatan aliran V = aN +
b dimana a dan b adalah nilai kalibrasi alat current meter. Hitung jumlah
putaran dan waktu putaran baling-baling (dengan stopwatch).
4) Pengukuran Debit dengan Menggunakan Larutan
Debit aliran dapat diukur dengan menggunakan larutan zat kimia. Metode
larutan ini baik digunakan pada lokasi pengukuran yang alur sungainya dangkal,
aliran relatif turbulens dan kecepatan aliran cukup tinggi.Larutan zat
kimia yang biasa digunakan adalah Sodium Chlorida (NaCl) atau yang
biasa kita kenal dengan garam dapur.
Metode larutan
Pada metode ini larutan zat kimia dapat pula diganti dengan menggunakan
zat warna.Perjalanan zat warna dari penampang hulu ke penampang hilir dapat
diamati secara manual.
5)
Dengan Menggunakan ADCP
(Acoustic Doppler Current Profiler)
ADCP adalah alat pengukur arus dimana kecepatan arus air dapat terpantau
dalam 3 dimensi pada suatu penampang melintang sungai dengan menggunakan efek
dari doppler pada gelombang supersonic. Alat ini dipasang di
perahu dan akan mengukur air di sungai secara cepat bila perahu melalui suatu
penampang sungai.
Cara bekerjanya peralatan ADCP adalah air sungai yang mengandung larutan
sedimen, tanaman, kayu, dll.merupakan media untuk memantulkan gelombang supersonic
didalam air secara tegak lurus dalam 2 arah yang dikirim oleh peralatan ADCP.
Dengan menghitung data sistim transmisi, distribusi kecepatan arus 3 dimensi
pada tampang aliran dapat diketahui. Profil kecepatan arus digunakan untuk
mengintegrasikan arah aliran vertikal dan susunan keepatan arus terhadap
tampang horizontal sungai dan digunakan untuk menghitung debit aliran
6)
Dengan Menggunakan Bangunan Hidraulik
Debit aliran
dihitung dengan menggunakan rumus hidrolika dimana koefisiennya dapat
ditentukan dari hasil kalibrasi di laboratorium dengan model tes atau dapat
dilakukan pengukuran debit dengan current meter pada berbagai elevasi muka air
untuk mencari koefisiennya.
A : teoritis
Prinsip :
Metode larutan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar